Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hikmat Umat Hindu dalam Upacara Melasti di Lereng Andong

Kompas.com - 05/03/2019, 18:59 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

MAGELANG, KOMPAS.com - Upacara melasti di Desa Lebak, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, berlangsung hikmat. Ratusan umat Hindu mengikuti upacara menjelang Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1941/2019 itu.

Melasti bermakna mensucikan diri dari segela kotoran. Sebelumnya, umat menggelar doa bersama di Pura Wira Buwana Kompleks Akademi Militer (Akmil) Magelang.

"Umat bersama melakukan melasti, yaitu upacara membersihkan segala kotoran yang ada di tubuh secara rohani, jasmani, maupun alam semesta," ucap Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Magelang, I Gede Suarti, seusai kegiatan, Selasa (5/3/2019).

Upacara Melasti tersebut disimbolisasikan dengan labuhan sesaji ke laut serta menyucikan arca, pratima, nyasa, pralingga, sebagai wujud atau sthana Ida Sang Hyang Widi Wasa dengan segala manifestasi-Nya.

Baca juga: Umat Hindu Pohuwato Gelar Upacara Melasti di Pantai Libuo

“Namun, di wilayah Magelang jauh dari laut, maka pelaksanaan labuhan tersebut dilaksanakan di sumber mata air Tuk Kali Mas yang ada di Desa Lebak, Kecamatan Grabag,” kata dia.

Tuk Kali Mas ini merupakan peninggalan zaman Kerajaan Hindu pada abad 6 sampai 7 Masehi silam. Di sumber mata air yang ada di lereng Gunung Andong itu terdapat prasasti menyebutkan air yang mengalir seperti aliran Sungai Gangga.

Pada upacara tersebut, umat memohon memohon kepada Yang Kuasa, dilanjutkan mengambil air suci di Tuk Kali Mas. Air suci selanjutnya dibawa umat kembali ke pura untuk disemayamkan.

“Penyemayaman akan dilakukan esok hari, Rabu (6/3/2018). Setelah itu akan ada upacara tawur kesanga yang bermakna meminta kesejahteraan umat manusia dan alam semesta,” kata dia.

Menurut I Gede Suarti, rangkaian upacara umat Hindu Magelang ini merupakan permohonan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar diberi keselamatan dalam menyambut Catur Brata Penyepian, yang akan jatuh pada Kamis, 7 Maret 2019.

Catur Brata Penyepian, lanjut dia, terdiri empat hal yang wajib dipatuhi umat Hindu. Pertama, tidak menyalakan api (amati geni), tidak bepergian (amati lelungan), tidak bersenang-senang (amati lelanguan) dan tidak bekerja (amati karya).

“Dalam kesenyapan hari suci Nyepi itu, umat Hindu melaksanakan mawas diri, menyatukan pikiran, serta menyatukan cipta, rasa, dan karsa, menuju penemuan hakikat keberadaan diri dan inti sari kehidupan semesta," tutur dia.

Baca juga: Bertemu di Istana, Ini yang Dibicarakan Parisada Hindu Darma Indonesia dan Presiden Jokowi

Setelah itu, tepat pada 8 Maret 2019, umat akan melakukan ritual gembak geni artinya membuka lembaran baru setelah sebelumnya umat interospeksi diri.

Sementara itu, Ketua PHDI Kota Magelang, I Gede Mahardika menambahkan, dalam menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1941/2019 pihaknya melaksakan pembersihan sarana dan prasana ibadah di pura besok.

Kemudian, air suci yang diambil dari Tuk Mas ini akan dibawa menuju Candi Prambanan.

“Air suci yang kami ambil di sini besok kami kirimkan ke Candi Prambanan karena di sana ditampung semua sumber-sumber air dan upacar di sana. Untuk ogoh-ogoh tidak ada kirab seperti biasanya, tetapi dilaksanakan di depan pura,” ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com