Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita di Balik Video Viral Abah Tolib Ditandu ke Puskesmas di Pandeglang

Kompas.com - 03/03/2019, 21:38 WIB
Acep Nazmudin,
Khairina

Tim Redaksi


PANDEGLANG, KOMPAS.com - Seorang warga Pandeglang, Banten, yang tengah sakit harus ditandu menuju Puskesmas Sindangresmi lantaran akses jalan yang tidak bisa dilalui oleh ambulans maupun kendaraan roda dua. Video saat ditandu itu viral di media sosial.

Video tersebut viral setelah diunggah dalam Twitter pribadi Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto - Sandiaga Uno, Dahnil Anzar Simanjuntak, Sabtu (2/3/2019).

Tolib Ahmad (67) adalah pasien yang ditandu tersebut. Saat ditemui di Puskesmas Munjul, Kabupaten Pandeglang, Minggu (3/3/2019), kondisi Tolib sangat lemah dan belum bisa banyak bicara. Hampir 24 jam berada di dua puskesmas berbeda, Tolib hanya bisa terbaring saja.

Rifai (29) anak pertama Tolib, mengatakan jika Abah, panggilannya untuk Tolib, sudah dirujuk ke Puskesmas Munjul setelah dirawat selama 20 jam di Puskesmas Sindangresmi.

"Dirujuk karena di sana tidak ada fasilitas perawatan, sementara kondisi Abah semakin memburuk," kata Rifai kepada Kompas.com di Puskesmas Munjul, Minggu (3/3/2019).

Baca juga: Cerita di Balik Video Murid Lontarkan Kata-kata Kasar kepada Guru..

Kata Rifai, Abah Tolib sudah sakit sekitar setengah bulan. Kepada anak dan saudaranya, Abah Tolib kerap mengaku sakit bagian perut, dada, dan tenggorokan.

Seminggu belakangan, kondisinya makin parah, Abah Tolib bahkan enggan makan makanan berat termasuk nasi, lantaran tenggorokannya tercekat.

"Hampir seminggu tidak mau makan, hanya minum saja, katanya sakit tenggorokannya," kata dia.

Kondisi ekonominya yang tidak berkecukupan, membuat Rifai dan adiknya, Mutaharoh, bingung untuk mengobati Abah Tolib ke puskesmas.

Apalagi, jarak dari rumahnya di Kampung Lebak Jeruk, Desa Pasir Lancar, Kecamatan Sindangresmi, ke Puskesmas Sindangresmi cukup jauh dan aksesnya sangat sulit untuk membawa orang sakit.

Beruntung ada tetangga yang menyemangati dan mendorong Rifai untuk membawa Abah Tolib bagaimana pun caranya ke puskesmas.

"Sabtu pagi jam 9, saya dan saudara mulai bawa Abah ke puskesmas pakai tandu, karena pakai motor tidak memungkinkan untuk bawa Abah dengan kondisi jalan yang rusak," kata dia.

Menurut Rifai, perlu empat jam untuk membawa Abah Tolib ke Puskesmas Sindangresmi dengan tandu. Berangkat sekitar pukul 08.00 dan sampai di puskesmas sekitar pukul 12.00 WIB.

Foto dan video yang tersebar di internet diambil oleh Muhtadin, tetangga yang sudah mendorong Rifai untuk membawa Abah Tolib ke puskesmas.

Kepada Kompas.com, Rifai mengaku tidak tahu perihal video abahnya ditandu menjadi viral. Dirinya juga kaget saat didatangi oleh wartawan untuk menanyakan perihal video tersebut.

"Saya baru tau dari Aa sekarang, tidak tahu kalau video abah viral," kata dia.

Kendati demikian, Rifai berharap viralnya video tersebut bisa mengetuk hati siapa saja jika Abah Tolib saat ini butuh bantuan.

Rifai khawatir, jika kondisi Abah semakin buruk, harus dirujuk ke Rumah Sakit Berkah di Pandeglang Kota, itu berarti harus mengeluarkan banyak uang untuk biaya berobat.

Petugas kesehatan di Puskesmas Munjul, Rina, mengatakan jika Abah Tolib suspect TBC setelah dilakukan pemeriksaan.

Soal dirujuk atau tidaknya ke Rumah Sakit Berkah harus dipastikan oleh dokter dan juga analis kesehatan untuk memastikan kondisi Abah Tolib.

"Saat ini sesuai prosedur harus dirawat di Puskesmas selama 1x24 jam, jika belum ada perubahan, dan ada rekomendasi untuk rujuk, pasti dirujuk ke rumah sakit," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com