Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sampah Ditukar Bibit Tanaman, Cara Pemkot Surakarta Edukasi Masyarakat Buang Sampah pada Tempatnya

Kompas.com - 03/03/2019, 13:16 WIB
Labib Zamani,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


SOLO, KOMPAS.com - Pengunjung car free day (CFD) di Jalan Slamet Riyadi Solo, Jawa Tengah, terlihat sibuk berkeliling mengumpulkan sampah.

Sampah plastik dan kertas yang telah terkumpul mereka tukarkan dengan bibit tanaman yang ada di depan rumah dinas wali kota Surakarta, Loji Gandrung.

Ada 1.610 bibit tanaman, terdiri dari jambu kristal, jambu citra, kelengkeng, mangga, tomat dan cabai yang disediakan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surakarta.

Bibit tanaman tersebut merupakan bantuan dari Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) dan Dinas Pertanian (Dispertan) Surakarta.

Baca juga: DKI Akan Kembangkan ATM hingga Aplikasi Bank Sampah

Kepala DLH Kota Surakarta, Sri Wardhani Poerbowidjojo menyampaikan, kegiatan tersebut merupakan salah satu bentuk edukasi masyarakat untuk memilah sampah.

Sebab, sampah yang dapat ditukarkan dengan bibit tanaman itu adalah sampah plastik dan kertas.

"Ini salah satu upaya pemerintah untuk mengurangi sampah. Sampah yang telah terkumpul akan diserahkan kepada bank sampah untuk didaur ulang," kata Dhani, saat ditemui di sela-sela acara peringatan 'Hari Peduli Sampah Nasional' di Solo, Jawa Tengah, Minggu (3/3/2019).

Dia menilai, kesadaran masyarakat membuang sampah pada tempatnya masih rendah. Sehingga, kegiatan tersebut dapat mengedukasi masyarakat agar membuang sampah pada tempatnya.

"Masyarakat masih banyak yang membuang sampah tidak pada tempatnya. Mereka melihat karena tidak ada tempat sampah terus buang sembarangan. Padahal sebenarnya bisa dimasukkan ke saku atau dibawa pulang," ungkap dia.

Dalam kegiatan ini, lanjut Dhani, juga melibatkan para pegiat lingkungan dan sekolah adiwiyata dari jenjang sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), hingga sekolah menengah atas (SMA).

Tujuannya adalah untuk memberikan edukasi masyarakat agar membuang sampah pada tempatnya.

Pegiat lingkungan yang juga pendiri bank sampah Mekar Asri Mojosongo, Supatmin atau akrab disapa Pakde mengatakan, keberadaan bank sampah penting untuk mengedukasi masyarakat peduli lingkungan.

Baca juga: Peringatan 40 Tahun, Universitas Budi Luhur Gelar Aksi Bank Sampah

 

Sebab, masyarakat bisa memilah sampah organik dan non-organik untuk ditukarkan dengan uang di bank sampah.

Dirinya mengajak masyarakat untuk menyediakan tiga tempat sampah di rumahnya. Tiga tempat sampah ini untuk memudahkan masyarakat dalam memilah sampah, sekaligus membiasakan masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya.

"Mari kita belajar di tingkat rumah itu ada tiga tempat sampah. Supaya anak, cucu kita terbiasa membuang sampah pada tempatnya. Ini untuk mengajari masyarakat dari tingkat keluarga bisa membiasakan diri membuang sampah pada tempatnya," kata Pakde.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com