GORONTALO, KOMPAS.com – Ribuan umat Hindu yang tersebar di beberapa desa di Kabupaten Pohuwato berkumpul di Pantai Libuo untuk melaksanakan upacara Melasti (Tirta Yatra).
Upacara Melasti dilaksanakan dalam rangkaian perayaan Nyepi Tahun Baru Caka 1941. Di daerah ini, umat Hindu banyak bermukim di desa-desa transmigrasi, mereka mengembangkan pertanian dan menanam buah-buahan.
Baca juga: Nyepi, Kawasan Wisata Bromo Akan Ditutup pada 7-8 Maret 2019
Perayaan Melasti ini dipimpin oleh Pinandite Mangku Dewa Nyoman Sudana.
“Prosesi diawali dengan Pinandite mengaturkan Yadnya kepada Dewa Segara atau Dewa Laut,” kata Yasir Adiputera, Kepala Bidang Pariwisata Kabupaten Pohuwato yang mengikuti prosesi ini dalam rilisnya, Minggu (3/3/2019).
Yasir Adiputera menuturkan, setelah Pinandite mengaturkan Yadnya, diikuti umat menjemput air suci atau tirta di tengah laut, dilanjutkan dengan persembahyangan bersama sebagai wujud penyucian diri dan alam semesta menjelang perayaan Nyepi.
“Prosesi Melasti ini dijadikan kegiatan rutin dan masuk kelender pariwisata tahunan,” kata Arfa Tangoi, Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Pohuwato.
Baca juga: Berhenti Beroperasi Saat Nyepi, Bandara Ngurah Rai Tetap Siaga untuk Kondisi Darurat
Upacara Melasti ini dihadiri sejumlah pejabat Pohuwato dan toko masyarakat, serta mendapat perhatian ramai dari wisatawan yang datang di Pantai Libuo.
Pada Rabu (6/3/2029), rencananya akan dilaksanakan Taur Agung, sehari sebelum Hari Raya Nyepi.
Arak-arakan Ogoh-ogoh akan dipertonton di perkampungan Bali di Pohuwato. Upacara itu ditujukan kepada mahluk-mahluk halus agar tidak mengganggu pelaksanaan Hari Raya Nyepi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.