BANDA ACEH, KOMPAS.com - Stasiun Karantina Pertanian Kelas I, Banda Aceh, melakukan pelepasan ekspor perdana tanaman Aglaonema yang tumbuh liar di hutan Aceh ke Jepang.
Di Jepang, jenis tanaman hutan itu memiliki nilai ekonomi yang terbilang tinggi.
“Ekspor tanaman Aglaonema ini merupakan perdana dan terbaru ke Jepang, dan diharapkan ekspor jenis tanaman hutan ini dapat meningkatkan pendatan ekonomi petani, karena selain tumbuh di hutan, tanaman ini dapat dibudidaya,” kata Ibrahim Kepala Stasiun Karantina Pertanian Kelas I, Banda Aceh, Sabtu (02/03/2019).
Baca juga: Di Gorontalo, Jokowi Lepas Ekspor Jagung
Menurut Ibrahim, selain dapat dijadikan sebagai tanaman hias ternyata Aglaonema juga dapat dijadikan sebagai bahan obat-obatan.
Di Jepang, per batangnya dihargai hingga 3000 Yen atau sekitar Rp 378.000.
“Selain tanaman hias, mungkin untuk obat-obatan, karena tidak mungkin kalau hanya untuk tanaman hias dengan nilai tinggi dan diekspor dari Aceh,” katanya.
Baca juga: Honda Pastikan Brio Buatan Karawang Ekspor Tahun Ini
Peluncuran perdana Aglaonema dari Aceh diekspor ke Jepang hanya sebanyak 100 batang tanaman. Padahal, permintaan pengusaha tanaman hias asal negeri Matahari Terbit itu sebanyak 1000 batang.
“Kuotanya seribu batang, tapi kali pertama ini hanya seratus batang dulu sebagai sampel, dan tanaman ini telah diuji lab bebas dari penyakit bawaan tumbuhan” ucapnya.
Baca juga: Potensi Wuling untuk Ekspor Besar, Tapi Belum Realisasi
Sementara itu, Tatsuya Manage, pengusaha tanaman hias asal Jepang mengatakan, Aglaonema yang berasal dari kawasan hutan Lamno, Kabupaten Aceh Jaya tersebut memiliki karakter khusus dan unik, bahkan berbeda dengan aglonema dari hutan lain di Indonesia.
"Selain di Aceh tanaman Aglaonema juga ada di Ambon, tapi tidak sama dan sebanyak yang ada di Aceh,” ujarnya.