Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Munas NU di Banjar, Tolak Sebutan Kafir untuk Non-Muslim hingga Haramkan MLM

Kompas.com - 02/03/2019, 13:22 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Farid Assifa

Tim Redaksi

KOMPAS.com — Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Nahdlatul Ulama (NU) di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al Azhar Citangkolo, Kota Banjar, Jawa Barat, mengusulkan warga non-Muslim tidak disebut kafir.

Selain itu, Munas NU menegaskan bahwa sistem bisnis Multi Level Marketing (MLM) adalah bisnis haram. Alasannya, di balik bisnis tersebut telah terjadi pelanggaran yang merugikan banyak orang. 

Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo hadir membuka munas tersebut pada Rabu (27/2/2019) siang.

Dalam pidato pembukaannya, Presiden Jokowi berpesan agar warga terus menjaga persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Baca fakta lengkapnya:

1. Jokowi ingatkan pentingnya persatuan bangsa

Jokowi disambut warga Nahdliyin saat tiba di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al Azhar Citangkolo, Kota Banjar, Rabu (27/2/2019).KOMPAS.com/CANDRA NUGRAHA Jokowi disambut warga Nahdliyin saat tiba di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al Azhar Citangkolo, Kota Banjar, Rabu (27/2/2019).

"Saya titip hati-hati, jangan sampai ada konflik sekecil apa pun di negara ini, cepat selesaikan, rampungkan (jika ada konflik). Ukhuwah persaudaraan sangat penting, ukhuwah watoniah, insaniah," kata Jokowi saat membuka acara Munas NU tersebut.

Sebelumnya, Jokowi menceritakan pengalamannya saat bertemu dengan ibu negara Afghanistan, Rula Ghani, istri Presiden Ashraf Ghani.

Menurut Rula, 40 tahun lalu Afghanistan aman dan tentram. Negara tersebut merupakan negara kaya raya, punya deposit emas terbesar, dan cadangan gasnya besar.

"40 tahun lalu saya bisa nyetir dari Kabul ke kota lain dengan aman, tidak masalah," katanya.

Jokowi melanjutkan, problem di negara tersebut dimulai saat dua suku terlibat konflik. Di sana ada tujuh suku.

Perang antarsuku mengubah semuanya. Pesan dari Ibu Negara Afganistan tersebut, kata Jokowi, jika sudah terjadi perang, sangat sulit dipersatukan kembali.

"Saat perang yang dirugikan ada dua, wanita dan anak-anak," katanya.

Baca Juga: Jokowi: NU Berkontribusi Besar dalam Perjuangan dan Menjaga NKRI

2. Jokowi berterima kasih kepada NU

Warga Nahdliyin menghadiri acara pembukaan Munas Alim Ulama dan Mubes NU KOMPAS.com/CANDRA NUGRAHA Warga Nahdliyin menghadiri acara pembukaan Munas Alim Ulama dan Mubes NU

Jokowi menilai, NU sebagai jamiah diniyah (organisasi keagamaan) Islamiyah terbesar di Indonesia, bahkan dunia, sudah memberi kontribusi besar dalam perjuangan, menjaga, merawat Negara Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com