Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir Bandang di Pangalengan Rendam 252 Rumah

Kompas.com - 01/03/2019, 22:42 WIB
Agie Permadi,
Khairina

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Sebuah video yang memperlihatkan pengendara motor yang terjebak di tengah banjir bandang viral di media sosial Instagram dan pesan WhatsApp.

Video yang berdurasi 30 detik itu memperlihatkan seorang pengendara tengah membonceng seorang ibu dengan bayinya. Namun, kendaraan terhenti lantaran terjebak derasnya banjir bandang tersebut.

Warga sekitar kemudian meminta pengendara untuk menepi sementara lantaran aliran air yang deras. Namun, pengendara tersebut tak bisa bergerak sampai akhirnya dibantu warga.

Baca juga: 14 Bayi Menjadi Korban Banjir di Kabupaten Bangka Belitung

Kepala Bidang (Kabid) Logistik dan Kedaruratan BPBD Kabupaten Bandung Sudrajat membenarkan peristiwa banjir bandang dalam video tersebut.

Menurutnya, lokasi banjir itu berada di Kampung Rancamanyar, Desa Margamukti, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung.

Menurut Sudrajat, banjir bandang itu disebabkan adanya penyumbatan pada sungai di wilayah tersebut.

"Iya, banjir bandang akibat Sungai Cisangkuy di atasnya tersumbat dan saat ini sedang ditangani petugas dan relawan setempat," kata Sudrajat dalam pesan singkatnya, Jumat (1/2/2019).

Banjir tersebut juga merendam ratusan rumah di tiga RW di kampung tersebut.

Menurut Sudrajat, banjir ini terjadi sekitar pukul 14.00 wib. Saat itu, hujan deras mengguyur wilayah Bandung Raya.

"Jumlah rumah yang terendam seluruhnya 252 rumah," katanya.

Tak hanya merendam, banjir juga merusak jembatan dan beberapa rumah.

"Rumah yang rusak berat 6 dan 3 jembatan permanen yang rusak," ungkapnya.

Baca juga: 113 Rumah Terendam Banjir di Bangka, Petugas Bangun Dapur Umum

Sementara itu, Kapusdatin Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, jika biasanya banjir terjadi di dataran rendah, sekarang makin banyak banjir terjadi di dataran tinggi saat terjadi hujan deras seperti di Kota Bandung, Kota Cimahi, Pasuruan, Dieng dan lainnya.

Bahkan, kali ini terjadi banjir bandang di Pangalengan.

"Gundulnya hutan, berkurangnya kawasan resapan air, DAS kritis, sungai makin dangkal dan sempit, drainase yang tidak memadai, sungai penuh sampah dan lainnya adalah penyebab banjir. Kita sudah seharusnya jaga alam, alam akan jaga kita juga," kata Sutopo dalam pesan singkatnya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com