SUKABUMI, KOMPAS.com - Angin puting beliung merusak puluhan rumah warga di dua desa di wilayah Kecamatan Cicurug, Sukabumi, Jawa Barat, Kamis (28/1/2019) sore.
Data sementara dari Kecamatan Cicurug menyebutkan, angin puting beliung merusak 42 bangunan serta menumbangkan pepohonan di dua desa tersebut.
Rumah rusak di di Desa Tenjoayu sebanyak 17 unit, sementara rumah rusak di Desa Nanggerang sebanyak 25 unit.
"Ini rumah saya yang bagian dapurnya ambruk tertimpa pohon kelapa tumbang," ungkap Jumati (38), salah satu warga Desa Nanggerang saat ditemui Kompas.com di lokasi, Jumat (1/3/2019) siang.
Baca juga: Puluhan Rumah Warga Kupang Rusak Diterjang Puting Beliung
Dia menuturkan, saat kejadian pohon tumbang, hujan sedang mengguyur deras disertai angin kencang. Sebelum pohon menimpa rumah, dia dan istri beserta anaknya sudah mengungsi ke rumah tetangga.
"Alhamdulillah kami semua selamat. Karena kalau tiba-tiba cuaca ekstrem seperti kemarin, kami langsung ke rumah tetangga," tuturnya.
Kepala Dusun Gintung, Rusdiansyah mengatakan, bencana angin puting beliung yang menerjang wilayah dusunnya sempat membuat masyarakat ketakutan. Terlebih lagi kejadiannya bersamaan hujan deras disertai petir.
"Saya enggak bisa melihat jelas keluar rumah, karena pandangan terhalang hujan yang deras. Sedangkan angin bertiup sangat kencang dan berputar dari bawah ke atas," ujar Rusdiansyah.
Baca juga: Angin Puting Beliung di Sukabumi, 274 Rumah Terdampak, 49 Rusak Berat
Dalam peristiwa tersebut, ia mengatakan tidak ada korban jiwa dan luka. Hanya saja ada warga yang terluka saat bergotong royong memperbaiki rumah yang rusak.
Camat Cicurug, Wawan Gondawan Saputra mengatakan, sudah meninjau permukiman warga yang rusak.
"Tadi saya sudah meninjau ke lokasi. Insya Allah hari ini kami sudah melakukan upaya perbaikan-perbaikan. Yang terdampak itu Insya Allah sore ini sudah bisa tinggal lagi di rumahnya," kata Wawan saat berada di Kantor Desa Nanggerang.
"Kami juga sudah mengimbau warga, ketika muncul lagi hujan dan diperkirakan sangat membahayakan, kami berikan pemahaman kepada yang bersangkutan untuk tidak di situ artinya bisa mengungsi," sambungnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.