Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Kebakaran Hutan di Riau, Hujan Buatan Kurangi Titik Api hingga Aksi Para Prajurit Kostrad

Kompas.com - 01/03/2019, 16:53 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hujan alami dan hujan buatan di lokasi bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Riau memberikan dampat signifikan dengan mengurangi jumlah titik api.

Meskipun demikian, tim gabungan pemadam karhutla terus melakukan pemadaman dan mencegah kebakaran meluas. 

Selain itu, polisi telah menangkap enam terduga pelaku pembakaran hutan dan lahan di Riau. Saat ini keenam tersangka masih menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

Berikut ini fakta lengkapnya:

1. Hujan buatan tekan jumlah titik api

Sebuah helikopter Super Puma AS332L1 milik Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas Forestry bersiap melakukan pengeboman air (water bombing) terhadap hutan dan lahan perkebunan sawit rakyat yang terbakar di Desa Gurun Panjang di Dumai, Dumai, Riau, Senin (25/2/2019). APP Sinar Mas Forestry mengerahkan dua unit helikopter Super Puma AS332L1 dan AS332c PK-DAN milik perusahaan itu untuk membantu memadamkan api kebakaran hutan dan lahan perkebunan sawit milik rakyat akibat cuaca panas di Desa Bukit Kerikil Bengkalis dan Desa Gurun Panjang Dumai dengan cara pengeboman air lewat udara.ANTARA FOTO/ASWADDY HAMID Sebuah helikopter Super Puma AS332L1 milik Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas Forestry bersiap melakukan pengeboman air (water bombing) terhadap hutan dan lahan perkebunan sawit rakyat yang terbakar di Desa Gurun Panjang di Dumai, Dumai, Riau, Senin (25/2/2019). APP Sinar Mas Forestry mengerahkan dua unit helikopter Super Puma AS332L1 dan AS332c PK-DAN milik perusahaan itu untuk membantu memadamkan api kebakaran hutan dan lahan perkebunan sawit milik rakyat akibat cuaca panas di Desa Bukit Kerikil Bengkalis dan Desa Gurun Panjang Dumai dengan cara pengeboman air lewat udara.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau sudah mulai berkurang karena efek hujan buatan yang mampu menekan munculnya titik api baru.

Deputi bidang pencegahan dan kesiapsiagaan BNPB Wisnu Widjaja mengungkapkan, hujan buatan memiliki dampak yang signifikan dalam memadamkan kebakaran di Provinsi Riau.

"Hujan buatan dalam satu hari saja mampu menekan munculnya titik api untuk beberapa hari kemudian. Makanya, kita sangat terbantu dengan adanya hujan buatan ini, tapi tergantung faktor kondisi awan juga," ujar Wisnu di kantor BNPB, Jakarta Timur, Kamis (28/2/2019).

Baca Juga: BNPB: Hujan Buatan Bantu Percepat Pemadaman Karhutla di Riau

2. Data BNPB terkait jumlah titik api di Riau

Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis yang berbatasan dengan wilayah Kota Dumai, Riau, Selasa (26/2/2019). Upaya pemadaman dibantu dengan water bombing dengan menggunakan helikopter Super Puma milik Perusahaan Sinarmas. Dok Tim Satgas Karhutla RiauKOMPAS.com/IDON TANJUNG Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis yang berbatasan dengan wilayah Kota Dumai, Riau, Selasa (26/2/2019). Upaya pemadaman dibantu dengan water bombing dengan menggunakan helikopter Super Puma milik Perusahaan Sinarmas. Dok Tim Satgas Karhutla Riau

Berdasarkan data BNPB per 26 Februari 2019, terdapat 94 titik panas di Provinsi Riau dengan rincian 19 titik bertingkat tinggi, 64 titik bertingkat sedang, dan 11 titik bertingkat rendah.

Hingga kini total luas lahan yang terbakar sebanyak 1.178,41 hektar per kabupaten.

Sedangkan rinciannya yaitu Kabupaten Rohil (144 hektar), Dumai (65,5 hektar), Bengkalis (837 hektar), Meranti (20,4 hektar), Siak (30 hektar), Pekanbaru (21,51 hektar), Kampar (19 hektar), Pelalawan (3 hektar), dan Inhil (38 hektar).

Baca Juga: Diguyur Hujan Selama 4 Jam, Titik Api Karhutla di Rupat Bengkalis Padam

3. Polisi tangkap 6 terduga pelaku pembakaran

Ilustrasi PolisiThinkstock/Antoni Halim Ilustrasi Polisi

Jajaran Polda Riau menangkap enam orang pelaku pembakar hutan dan lahan atau karhutla sejak Januari 2019.

"Mulai dari Januari sudah ada enam tersangka yang sudah ditetapkan berkaitan dengan karhutla di wilayah Riau," ungkap Kapolda Riau Irjen Pol Widodo Eko Prihastopo kepada Kompas.com di lokasi karhutla Kecamatan Rupat, Kabupaten Bengkalis, Riau, Rabu (27/2/2019).

Namun demikian, dia mengatakan masih ada kasus karhutla yang sedang dalam proses penyelidikan.

Salah satunya di Kecamatan Rupat, karena kebakaran di wilayah ini cukup luas, yang menghabiskan kebun karet dan sawit milik masyarakat.

"Tim kami penegakan hukum dari Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Dit Reskrimsus) Polda Riau yang sedang melakukan penyelidikan. Nanti baru kami sampaikan apakah ada unsur kesengajaan atau tidak," kata Widodo.

Baca Juga: Polisi Tangkap Enam Pelaku Karhutla di Riau

4. Enam helikopter dikerahkan untuk padamkan karhutla

Ilustrasi helikopterAdrian Pingstone/public domain Ilustrasi helikopter

BNPB menjelaskan ada enam helikopter yang dikirim untuk memadamkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Riau.

Berdasarkan data BNPB, enam unit helikopter itu milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (1 unit), korporasi Sinarmas (2 unit), TNI (2 unit), dan 1 unit pesawat TMC milik TNI.

Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB Wisnu Widjaja mengatakan, penanganan karhutla di Riau tidak hanya dilakukan melalui operasi darat saja, tetapi juga udara dengan "water bombing".

"Karena banyak area yang jauh dari akses, maka harus menggunakan operasi udara dengan helikopter. Kalau nanti masih membutuhkan helikopter lagi, kita akan siapkan," ujar Wisnu.

Baca Juga: 6 Helikopter Dikerahkan Padamkan Karhutla di Riau

5. Aksi prajurit Kostrad padamkan api di malam hari

Pasukan Kostrad yang tergabung dalam Tim Satgas Karhutla Riau, melakukan pemadaman dan penyekatan api karhutla di lahan tanah gambut malam hari di Jalan Kampung Baru, Kelurahan Terkul, Kecamatan Rupat, Kabupaten Bengkalis, Riau, Selasa (26/2/2019).KOMPAS.com/IDON TANJUNG Pasukan Kostrad yang tergabung dalam Tim Satgas Karhutla Riau, melakukan pemadaman dan penyekatan api karhutla di lahan tanah gambut malam hari di Jalan Kampung Baru, Kelurahan Terkul, Kecamatan Rupat, Kabupaten Bengkalis, Riau, Selasa (26/2/2019).

Komandan Sub Satgas Karhutla Kabupaten Bengkalis, Letkol Inf Timmy Prasetya Hermianto mengatakan, kegiatan yang dilakukan pasukan Kostrad pada malam hari juga berkaitan dengan penyekatan api agar kebakaran tidak meluas.

"Sama seperti apa yang sudah kita laksanakan pada siang hari, bahwasanya kegiatan yang dilakukan pada malam hari berkaitan dengan melaksanakan penyekatan, melanjutkan hal yang belum selesai kita lakukan pada siang sampai sore hari," kata Timmy, Rabu (27/2/2019).

Menurut Dandim 0303/Bengkalis ini, pemadaman yang dilakukan di malam hari untuk mempercepat mengurangi luasan lahan yang terbakar.

Pemadaman pada malam hari tidak sama dengan pemadaman di siang hari, karena gerakan tidak bisa terlalu leluasa seperti siang hari.

"Jadi kami tetap body system. Majunya pelan-pelan untuk melakukan penyekatan," terang Timmy.

Sementara itu, Kolonel Timmy mengakui api di lahan gambut sulit untuk dipadamkan.

"Kalau pemadaman api dalam gambut yang ada di tengah lahan cukup sulit. Jadi sekarang kita membatasi pergerakan api, penyekatan itu cukup efektif. Bisa kita cek di satelit bahwasannya sampai dengan pagi sampai dengan siang, itu bersih. Kalaupun ada asap, itu sisa-sisanya saja. Kan tidak mungkin kita memadamkan sampai mati betul, karena ini kan gambut," ujar Timmy.

Baca Juga: Cerita Pasukan Kostrad Siang dan Malam Padamkan Api Karhutla di Bengkalis

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com