Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Edy Rahmayadi: Yang Penting Petani Jujur, Jangan Diakal-akali...

Kompas.com - 01/03/2019, 13:50 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com – Desa Lambar, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo, Sumatera Utara mendadak ramai pada Kamis (29/2/2019) pagi.

Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi bersama rombongan datang melepas secara resmi ekspor 50,2  ton kubis Berastagi ke Malaysia. Ekspornya melalui Pelabuhan Belawan dipegang PT Juma Berlian Exim.

Edy dalam sambutannya mengajak masyarakat Karo terus meningkatkan kualitas produk pertaniannya karena daerah ini menjadi penghasil sayur mayur terbesar. Terutama untuk memenuhi kebutuhan warga Kota Medan.

"Kita harus bersyukur Kabupaten Karo diberikan tanah yang subur.  Kita manfaatkan ini untuk memajukan pertanian agar rakyat tetap sejahtera," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com pada Jumat (1/3/2019).

Baca juga: Edy Rahmayadi: APBD Sumut 2023 Diproyeksi Rp 18 Triliun Bukan Wacana

Gubernur meminta Bupati Karo Terkelin Brahmana untuk meningkatkan kualitas pertanian dengan membuat kebijakan yang berpihak kepada petani, misalnya koperasi.

"Supaya petani tidak diakali tengkulak yang memainkan harga. Nilai ekspor Sumut akan lebih meningkat sehigga ke depan tidak hanya kubis yang di ekspor, juga komoditas lain seperti wortel dan kentang," ucapnya.

Saat ini Pemerinta Provinsi Sumut sedang mengkaji pembangunan cold storage untuk menyimpan hasil panen agar bisa bertahan lama.

“Yang penting petani jujur, jangan diakal-akali. Tuhan sudah memberikan yang terbaik untuk Karo. Ke depan rakyat kita makan kubis yang besar-besar,” ujar Edy.

Baca juga: Edy Rahmayadi: Tolong Hentikan Kebohongan...

Kepala Badan Karantina Pertanian Ali Jamil mengatakan, dari 147 jenis produk pertanian unggulan ekspor asal Sumut, kubis asal Berastagi merupakan komoditas hortikultura terbesar penyumbang jumlah ekspor.

Saat ini, lima negara tujuan ekspornya yaitu Taiwan, Malaysia, Jepang, Singapura, dan Korea Selatan.

"Ekspor kubis yang keluar dari Pelabuhan Belawan selama lima tahun pertama terus meningkat. Meski sempat menurun di tahun ke tiga karena kondisi alam pasca erupsi Sinabung," kata Ali.

Ekspor kubis

Di tahun pertama 2012, lanjut dia, ekspor kubis sebanyak 11,7 ton lebih dengan nilai Rp 35,243 miliar.

Pada 2013 sebanyak 13,1 ton dengan nilai Rp 39,401 miliar, di 2014 sebanyak 8,9 ton dengan nilai Rp 26,800 miliar. 

Pada 2015 sebanyak 17 ton dengan nilai Rp 51,131 miliar, dan di 2016 sebanyak 32,6 ton dengan nilai Rp 98 miliar lebih.

Di 2017 dan 2018 volume ekspor komoditas ini mengalami penurunan, yakni 2017 sebanyak 18,4 ton dengan nilai Rp 55,3 miliar dan di 2018 sebesar 15,2 ton dengan nilai Rp 45,9 miliar.

Penurunan ini disebabkan semakin ketatnya persyaratan keamanan pangan dari negara tujuan ekspor.

"Terutama Jepang, Korea Selatan dan Singapura yang memiliki standar syarat keamanan pangan yang cukup tinggi," ucapnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com