Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Pojok Dilan Lebih Berdampak Komersial Dibanding Mendorong Literasi

Kompas.com - 01/03/2019, 07:44 WIB
Agie Permadi,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Pengamat dan Peneliti Komunikasi Politik Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Profesor Karim Suryadi menilai Dilan Corner atau Pojok Dilan yang dibuat Gubernur Jabar Ridwan Kamil berdampak secara komersil terhadap film Dilan 1991.

"Dampaknya ke arus menonton ya, mungkin satu-satunya dampak dibentuk Dilan corner, menambah ke penasaran publik, dan bertanya ada apa dengan film Dilan dengan dibentuk corner, spesial banget," katanya.

"Jadi menurut saya, dampaknya jadi alih-alih membangkitkan semangat bagi publik, dan apresiasi, paling menambah membangkitkan minat ingin menonton film itu. Mungkin dampak komersial," ujarnya.

Baca juga: Tuai Pro dan Kontra, Ini Alasan Ridwan Kamil Buka Pojok Dilan

Ide pembangunan Pojok Dilan ini tercetus ketika pemeran Dilan 1991 bertemu Dilan 1991 di rumah dinasnya, Gedung Pakuan, Jalan Cicendo, Minggu (10/2/2019) lalu. Pojok Dilan yang berada di sudut Taman Saparua ini menuai pro dan kontra.

Gubernur Jabar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil ini menyebut Pojok Dilan akan difungsikan sebagai ruang literasi.

Namun Karim mempertanyakan ruang literasi apa yang hendak dibentuk Ridwan Kamil. Menurutnya, literasi yang dibutuhkan bukanlah tempat dimana orang berkumpul, tapi lebih pada budaya pentingnya membaca itu sendiri.

Baca juga: Bersama Kahiyang dan Bobby, Jokowi Nonton Film Dilan 1990

"Jadi alih-alih membangun karakter, menekankan kesiapan, apalagi dihubungkan Jabar membangun milenial, malah menurut saya itu berdampak ke promosi dan komersial," tuturnya.

"Sekarang misalnya kalau literasi budaya, perbanyaklah literasisasi digitalisasi budaya Sunda, digitalisasi pelajaran bahasa Sunda, wong bahasa Sunda saja mau punah," imbuhnya.

Jikapun dihubungkan dengan milenial, katanya, yang seharusnya dilakukan Emil bukanlah membuat sudut film yang dibintangi anak milenial, melainkan sebuah program yang akan membentuk kesiapan anak muda berkompetisi di era global.

Baca juga: Film Dilan 1991 Targetkan 7 Juta Penonton

"Justru yang harus dipikirkan itu program apa yang akan dikonsumsi anak muda sekarang ini sehingga dia siap 15 -20 tahun kedepan berkompetensi di era global, apakah pelatihan creative center, itu yang harus dipikirkan, bukan film yang dibintangi anak muda milenial yang dihubungkan dengan kesiapan milenial, itu terlalu arbiter, terlalu dibuat-buat," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com