YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Meningkatnya kunjungan wisata di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, diklaim mampu menurunkan angka kemiskinan di bumi handayani. Meski demikian, masih ada beberapa wilayah lokasi wisata yang masih tergolong daerah minus.
Bupati Gunungkidul Badingah menyebutkan, dari data Badan Pusat statistik (BPS) kemiskinan di kabupaten Gunungkidul tahun 2018 yakni 17,12 persen atau turun 1,5 persen dari tahun 2017 yakni 18,65 persen. Tahun 2016 angka kemiskinan masih di angka 19,34 persen.
"Pariwisata memegang kunci penurunan kemiskinan di Gunungkidul. Banyak masyarakat yang bekerja d isektor pariwisata," katanya di Kecamatan Karangmojo, Rabu (27/2/2019).
"Saya berharap dua tahun ke depan, saling bahu membahu untuk semakin menurunkan angka kemiskinan," ucapnya.
Baca juga: Gorontalo Anggarkan Rp 3,3 Miliar untuk Turunkan Kemiskinan di Gorontalo Utara
Kepala daerah wanita satu-satunya di Yogyakarta ini mengatakan, sejumlah infrastruktur yang dibangun pemerintah daerah maupun pusat mampu mendongkrak pariwisata.
"JJLS (jalur jalan Lintas Selatan) yang sebentar lagi disambung dengan jembatan kelok 18, akan memudahkan akses dari dan menuju bandara NYIA saya yakin pariwisata akan berkembang pesat. Sisi utara ada jalan baru yang langsung menuju kabupaten Sleman," ucapnya.
Sekretaris Daerah (Sekda) Gunungkidul, Drajad Ruswandono mengatakan, terkait kemiskinan, penurunan angka tersebut tergolong signifikan.
Meski berada di peringkat terbawah di DIY, namun persentase penurunan Gunungkidul merupakan tertinggi dibandingkan dengan kabupaten kota lainnya.
Baca juga: Tekan Angka Kemiskinan di Jateng, Ganjar Kerahkan SKPD
"Kita targetkan pada 2021 kita mampu berada pada angka 15 persen," ujarnya.
Diakuinya pengambilan sampel oleh BPS dengan salah satunya terkait konsumsi atau pengeluaran.
Kalau pengurangan kurang dari Rp 275.000 perbulan, dianggap miskin, maka Gunungkidul cukup sulit untuk keluar dari wilayah miskin. Sebab, masyarakat terbiasa untuk menyimpan makanan.
Drajad menyebut pihaknya menyiapkan strategi khusus agar investasi tumbuh di wilayah Gunungkidul.
"Kita terus dorong investasi di kabupaten Gunungkidul, salah satunya membuat amdal kawasan wisata. Harapannya memudahkan investor mengurus perizinan," katanya.
Baca juga: Cara Sulut Menurunkan Angka Kemiskinan
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (DPMPT) Gunungkidul, Irawan Jatmiko menambahkan pihaknya menerima beberapa pengajuan perizinan hotel dan resort.
Seperti di WIlayah Kecamatan Purwosari, Saptosari dan sejumlah wilayah lainnya. Saat ini sektor pariwisata menjadi penopang investasi terbesar di Gunungkidul, atau sekitar 60 persen.