Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditemukan di Sungai, Mayat Pria di Jombang Diduga Korban Pembunuhan

Kompas.com - 27/02/2019, 18:25 WIB
Moh. SyafiĆ­,
Khairina

Tim Redaksi

JOMBANG, KOMPAS.com - Sesosok jenazah pria ditemukan terapung di aliran Sungai Konto Desa Bongkot, Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Selasa (26/2/2019) pagi kemarin.

Penemuan mayat itu membuat gempar masyarakat sekitar. Saat ditemukan, warga tidak mengenali korban. Demikian pula, tidak ada tanda pengenal untuk mengidentifikasi korban.

Oleh polisi, jenazah itu dievakuasi dan dibawa ke RSUD Jombang.

Sembari menunggu hasil outopsi pihak rumah sakit, jajaran Polres Jombang melakukan penyisiran dan penyelidikan untuk mengenali identitas korban yang ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa.

Baca juga: Fakta-Fakta Pembunuhan Mahasiswi UPN Veteran Yogyakarta, Dibunuh Pacar hingga Jenazah Dibuang di Saluran Irigasi

Berbekal tato angel yang terdapat pada punggung mayat, polisi menyisir desa-desa terdekat dari lokasi penemuan. Usaha polisi untuk mengungkap identitas korban membuahkan hasil.

Hal itu diungkapkan Kasat Reserse dan Kriminal Polres Jombang, AKP Azi Pratas Guspitu, Rabu (27/2/2019).

"Tadi malam sudah kami ketahui identitas dari korban. Namanya Bayu Adi Santoso, usia 19 tahun," ungkapnya saat ditemui di kamar jenazah RSUD Jombang.

Pemuda tersebut, beber Azi Pratas, merupakan warga Desa Dukuh Klopo Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang. Letak desa dengan lokasi penemuan mayat tidak terlalu jauh.

Di Desa Dukuh Klopo, lanjutnya, Bayu Adi Santoso tinggal bersama neneknya. Sebelum ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, korban sehari-harinya bekerja sebagai kuli bangunan.

"Orang tua korban ada di Surabaya, (di sini) dia (tinggal) bersama neneknya. Ciri-ciri korban waktu kita tunjukkan ke neneknya, neneknya mengenali korban," kata Azi Pratas.

Korban Pembunuhan

Berdasarkan hasil outopsi dan penyelidikan polisi, Bayu Adi Santoso diduga merupakan korban pembunuhan.

"Temuan kami ada unsur pembunuhan," kata Azi Pratas.

Dia mengungkapkan, dugaan bahwa korban sebagai korban pembunuhan, diantaranya teridentifikasi dari adanya luka sayatan pada leher korban.

"Pada leher terdapat luka sayatan benda tajam, di atas jakun. Kemudian ada luka pada bagian kepala belakang," beber Azi Pratas.

Baca juga: Usai Membunuh, Pemuda Ini Bonceng Jenazah Kekasihnya Naik Motor dari Yogya ke Magelang

Korban, lanjut Azi Pratas, diperkirakan meninggal dunia lebih dari 3 hari sebelum ditemukan warga dan dievakuasi pada Selasa pagi kemarin.

Sejauh ini, polisi masih mencari beberapa barang milik korban berupa motor, dompet serta kalung dan ponsel milik korban.

"Tim kami sedang bergerak. Kami juga sudah meminta keterangan beberapa orang saksi," kata Azi Pratas.

Dikira Boneka

Azi Pratas menuturkan, sebelum dievakuasi dan dipastikan sebagai jasad manusia, jenazah Bayu Adi Santoso sebelumnya disangka sebagai boneka.

Jenazah korban pertama kali ditemukan oleh Hermanto, seorang pembuat bata merah asal Desa Bongkot, Kecamatan Peterongan.

"Awalnya dikira boneka, setelah didekati ternyata manusia. Warga langsung melaporkan kepada perangkat desa dan diteruskan ke Polsek Peterongan," kata Azi Pratas.

Saat ditemukan dan dievakuasi dari sungai, kondisi jenazah korban sudah sulit dikenali dan membusuk.

Kompas TV Sorang pegawai negeri sipil Pemerintah Kabupaten Nusa Tenggara Timur ditemukan tewas di dalam kamar sebuah hotel. Jenazah dibawa ke Rumah Sakit Fatmawati untuk diotopsi. Korban diketahui PNS di Dinas Pekerjaan Umum NTT. Korban berada di Jakarta sejak hari Jumat lalu dalam rangka tugas luar kota.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com