Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Bencana Karhutla di Bengkalis, Anak-anak Terserang ISPA hingga Dibantu Hujan Buatan

Kompas.com - 27/02/2019, 11:14 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

"Anak-anak paling rentan terkena ISPA. Sebab anak-anak sering bermain di luar rumah. Kemudian ibu hamil dan lansia juga rentan, tapi ibu hamil dan lansia kan lebih banyak di rumah," kata Dahlia.

Selain menderita ISPA, warga juga diserang oleh penyakit lainnya, seperti influenza, asma, iritasi mata dan iritasi kulit.

Baca Juga: Anak-anak di Rupat Bengkalis Terserang ISPA akibat Karhutla

3. Kabut asap mengancam, sekolah diliburkan

Sekolah Dasar (SD) Negeri 29 di Jalan Kampung Baru, Kelurahan Terkul, Kecamatan Rupat, Kabupaten Bengkalis, Riau, terpaksa diliburkan akibat kabut asap kebakaran hutan dan lahan ( karhutla), Senin (25/2/2019).

"Anak-anak kami liburkan karena kabut asap pagi ini sangat parah. Tadi diumumkan ke murid dan mereka langsung pulang. Kami juga tidak melaksanakan upacara bendera," ungkap Kepala SD Negeri 29 Samsukri saat diwawancarai Kompas.com, Senin.

Samsukri mengatakan, sekolah diliburkan sudah mendapat persetujuan dari pihak koordinator wilayah (korwil) Kecamatan Rupat, Dinas Pendidikan Bengkalis.

"Saya sudah koordinasi dengan korwil Pak Rais. Beliau menyetujui murid diliburkan karena di sekolah kami paling parah kabut asap. Apalagi, jarak kebakaran lahan dari sekolah kami sekitar satu kilometer," kata Samsukri.

Baca Juga: Sekolah Dasar di Bengkalis Diliburkan akibat Kabut Asap Karhutla

4. Persediaan air mulai menipis

Pasukan Komando Strategi Angkatan Darat (Kostrad) yang tergabung dalam Tim Satgas Karhutla Riau, melakukan pemadaman api kebakaran lahan gambut di Kelurahan Terkul, Kecamatan Rupat, Kabupaten Bengkalis, Riau, Selasa (26/2/2019). Pasukan ini terkendala mematikan api, karena sumber air terbatas.KOMPAS.com/IDON TANJUNG Pasukan Komando Strategi Angkatan Darat (Kostrad) yang tergabung dalam Tim Satgas Karhutla Riau, melakukan pemadaman api kebakaran lahan gambut di Kelurahan Terkul, Kecamatan Rupat, Kabupaten Bengkalis, Riau, Selasa (26/2/2019). Pasukan ini terkendala mematikan api, karena sumber air terbatas.

Komandan Sub Satgas Karhutla Kabupaten Bengkalis Letkol Inf Timmy Prasetya Hermianto mengungkapkan, sumber air yang ada saat ini sangat jauh dari lokasi titik api. Sebagian titik api jaraknya ada sekitar satu kilometer.

"Titik-titik air saat ini sudah mulai berkurang, sehingga kami berinisiatif membuat sekat bakar sekaligus membuat titik air yang baru. Kemarin kami juga sudah mendapatkan bantuan fleksibel water tank, yang fungsinya untuk menampung air. Kemudian air yang ditampung itu dijadikan untuk pemadaman api menggunakan mesin pompa air," kata Letkol Timmy, Selasa (26/2/2019).

Fleksibel water tank itu, ditambahkan dia, mampu menampung air 2.000 hingga 5.000 liter air. Sehingga, ditempatkan di beberapa titik untuk menyiram api.

Baca Juga: Sumber Air untuk Pemadaman Karhutla di Rupat Bengkalis Mulai Berkurang

5. Hujan selama satu jam sempat bantu petugas 

Kabut asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang melanda Kecamatan Rupat, Kabupaten Bengkalis, Riau, Senin (25/2/2019).KOMPAS.com/IDON TANJUNG Kabut asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang melanda Kecamatan Rupat, Kabupaten Bengkalis, Riau, Senin (25/2/2019).

Para petugas gabungan terus memantau kondisi sejumlah titik kebakaran di Bengkalis, Riau. Hujan lebat selama satu jam pada hari Selasa (26/2/2019) sempat membuat basah tanah dan menghambat api meluas.

"Saat ini upaya yang kami lakukan, alhamdulillah kami sudah mendapatkan hasil yang cukup signifikan, ditambah lagi dengan hujan lebat tadi malam. Walaupun tidak lama, sekitar satu jam, itu cukup membuat tanah basah. Sehingga, titik api saat ini tidak ada, hanya saja titik asap yang sedang kami lakukan pendinginan," terang Letkol Timmy.

Para petugas mengantisipasi akan munculnya lagi titik api ke permukaan gambut, karena cuaca panas dan angin kencang.

"Apalagi, sekarang masih ada titik asap, apabila mengering, angin berhembus kencang, bisa menimbulkan titik api yang baru," tutup Timmy.

Baca Juga: 6 Fakta Karhutla di Riau, dari Penetapan Status Siaga Darurat Hingga Penangkapan Tersangka

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com