Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Kasus Pemerkosaan Bidan Y: Korban Salah Tangkap Oknum Polisi Minta Keadilan

Kompas.com - 26/02/2019, 06:25 WIB
Aji YK Putra,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

"Saya tidak menutupi ini aib saya, tanggung jawab saya. Saya berpendapat ini oknum polisi, tidak mungkin preman nangkap orang, kecuali preman itu keluarga korban, bisa jadi mungkin dongkol," kata Zulkarnain saat memberikan keterangan di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu (24/2/2019).

Hanya, Zulkarnain mengatakan, Haris tak dapat memberikan identitas pelaku tersebut karena wajah pelakju ditutup. 

Baca juga: Kasus Penculikan Buruh Batu, Kapolda Sumsel Duga Oknum Polisi Terlibat

"Dia (korban) tidak bisa menjelaskan siapa orang tersebut dari satuan mana. Keterangannya Polda, tapi tidak tahu satuan mana. Pak polisi tidak boleh mengungkap kasus seperti itu, harus didukung hasil Labfor, penyelidikan. Kalau dia korban, kami buktikan secara ilmaiah, untuk kasus pemerkosaan apalagi. Tidak mungkin orang diperkosa tanpa alat bukti," kata Kapolda Sumsel.

 

Rumah bidan Y bersih dari jejak para pelaku

Dalam kasus pemerkosaan bidan Y, polisi mengalami kendala lantaran minimnya alat bukti yang ditemukan dari hasil olah TKP oleh tim Laboratorium Forensik Polda Sumsel.

Bahkan, sempat terjadi debat di antara petugas puskesmas tempat bidan Y menjalani pertolongan pertama setelah menjadi korban pemerkosaan.

Baca juga: Penjelasan Lengkap Kapolda Sumsel Soal Pemerkosaan Bidan Y yang Minim Alat Bukti

Dalam perdebatan itu, satu petugas puskesmas menyatakan ada sperma di pakaian korban dan satu petugas lain menyatakan bukan sperma.

"Setelah diserahkan ke Puslabfor, diperiksa secara ilmiah, tidak ditemukan cairan sperma. Jadi bukan terjadi debatable antara polisi dan petugas puskesmas. Polisi hanya mengolah TKP karena memang waktu itu ada sedikit keterlambatan dari kami. Tetapi penanganan awal oleh puskesmas sudah betul, mereka lap, bersihkan, sebagai ketentuan," kata Zulkarnain, Senin (25/2/2019).

Zulkarnain menjelaskan, selain mencari bukti sperma, petugas juga melakukan olah TKP di tempat aksi pemerkosaan itu berlangsung.

Lagi-lagi, hasil olah TKP juga tidak menemukan adanya bukti baru dalam kasus pemerkosaan tersebut.

Baca juga: 4 Fakta Dugaan Pemerkosaan dan Perampokan Bidan Y di Ogan Ilir

"Mungkin bekas kaki, telapak, apalagi lima orang yang masuk sebuah rumah itu. Kata dia masuk manjat melalui jendela, pasti ada telapak kakinya. Tapi itu sama sekali tidak ada, bersih," kata Kapolda.

Meski demikian, Zulkarnain belum mau mengambil kesimpulan jika aksi pemerkosaan tersebut dinyatakan laporan fiktif atau palsu.

"Nah, tetapi saya tidak mengatakan apakah terjadi pemerkosaan? Saya tidak bisa memastikan itu. Yang jelas masih dalam proses penyelidikan. Saya juga tidak mengatakan begitu (laporan palsu) begitu naif bagi saya jika mengatakan begitu, tapi tiba-tiba betul terjadi pemerkosaan," kata Kapolda Sumsel. 

"Tetapi seperti saya jelaskan kepada penyidik, kan setiap ada kasus, polisi membangun sebuah asumsi, membangun sebuah hipotesis, nah itu dibuktikan. Jika betul ini terjadi pemerkosaan, kami buktikan dengan mencari alat bukti." 

Baca juga: 5 Fakta Kasus Pemerkosaan Bidan Y, Diduga Pelaku 5 Orang hingga Korban Alami Trauma

 

Keluarga Haris, korban salah tangkap, minta keadilan

IlustrasiKOMPAS/JITET Ilustrasi
Kasus penculikan serta penganiayaan yang menimpa Haris telah dilaporakan pihak keluarga ke Polda Sumatera Selatan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com