Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angin Puting Beliung di Sukabumi, 274 Rumah Terdampak, 49 Rusak Berat

Kompas.com - 25/02/2019, 22:50 WIB
Budiyanto ,
Khairina

Tim Redaksi


SUKABUMI, KOMPAS.com - Jumlah rumah terdampak bencana angin puting beliung pada Jumat (22/2/2019), di Kecamatan Cicantayan, Sukabumi, Jawa Barat, terdata mencapai 274 unit rumah.

Dari ratusan unit rumah terdampak ini, 49 unit rumah mengalami rusak berat. Sedangkan yang lainnya berkategori rusak sedang berjumlah 103 unit rumah dan rusak ringan sebanyak 122 unit rumah.

Selain ratusan rumah rusak terdampak bencana angin puting beliung, juga terdapat dua warga yang mengalami cedera ringan. Keduanya langsung ditangani pada saat kejadian.

"Sampai hari ini terdata masyarakat terdampak berjumlah 274 kepala keluarga yang berjumlah 1.105 jiwa," ungkap Camat Cicantayan Sendi Apriadi, kepada wartawan di Desa Sukadamai, Cicantayan, Senin (25/2/2019) petang.

Baca juga: Puting Beliung di Sukabumi, Jumlah Bangunan Rusak Bertambah, Rumah hingga SPBU

Dia menuturkan, dari ratusan rumah terdampak bencana tersebut terdapat 49 unit rumah berkategori rusak berat.

Sendi mengatakan, warga terdampak bencana di antaranya sudah mendapatkan bantuan dari Pemkab Sukabumi dan PMI Kabupaten Sukabumi.

"Bantuan berupa material bangunan dan juga ada sembako serta obat-obatan. Penyerahannya tadi langsung oleh Pak Bupati," tutur camat yang baru bertugas empat bulan itu.

Sendi mengatakan hingga Senin (25/2/2019), masih ada lima kepala keluarga dengan total 13 jiwa yang mengungsi. Sebelumnya, ada tujuh keluarga yang mengungsi akibat rumahnya rusak.

"Mereka mengungsi ke rumah keluarga atau kerabatnya. Dan sudah ada yang kembali ke rumahnya setelah diperbaiki," katanya.

Data sementara Kecamatan Cicantayan menyebutkan, bencana angin puting beliung itu terjadi di empat dari delapan desa. yaitu Desa Lembursawah, Cijalingan, Cimahi dan Cicantayan.

Jumlah kerusakan rumah terbesar di Desa Lembursawah yang mencapai 139 unit rumah dan Desa Cijalingan berjumlah 133 unit rumah.

Bupati Sukabumi Marwan Hamami mengatakan, ia sudah mengecek langsung ke lokasi perkampungan yang terdampak bencana angin puting beliung di Kecamatan Cicantayan.

Bantuan-bantuan juga sudah disalurkan melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Sosial (Dinsos).

Para petugas dari kecamatan dan desa juga sudah melakukan optimalisasi dalam penanggulangan bencana.

"Hasilnya sudah ada percepatan, rumah-rumah yang awalnya rusak sudah diperbaiki dan sudah kembali dihuni," kata Marwan di sela kunjungannya ke Desa Sukadamai, Cicantayan, Senin petang.

Dia juga mengimbau masyarakat agar selalu waspada dan hati-hati dalam menghadapi cuaca ekstrem.

Marwan juga mengimbau agar secepatnya menanami lahan-lahan yang miring atau lerengan dengan tanaman pepohonan yang kuat.

Diberitakan sebelumnya angin puting beliung merusak rumah milik warga di Kecamatan Cicantayan, Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (22/2/2018) sekitar pukul 15.00 WIB. Selain merusak rumah, sejumlah pohon juga ikut tumbang.

Pantauan Kompas.com di salah satu lokasi terdampak yaitu di Dusun Bantarkaret, Desa Lembursawah, Kecamatan Cicantayan, terdapat beberapa rumah tertimpa pohon tumbang.

Kompas TV Warga Sukabumi, Jawa Barat menangkap seekor ular piton yang telah memakan belasan ayam milik warga. Saat ditemukan ular piton sepanjang empat meter ini tengah melilit seekor ayam milik warga, sebelumnya warga mengeluhkan ternak ayam dan binatang peliharaan mereka yang mati dan hilang total ada 16 ekor ayam 17 merpati dan satu ekor anjing yang diduga dimakan oleh ular piton ini. <br />
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com