Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Kata Jusuf Kalla Soal Kekerasan terhadap Wartawan dan Puisi Neno di Munajat 212

Kompas.com - 24/02/2019, 06:34 WIB
Ghinan Salman,
Khairina

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Dugaan penganiayaan dan intimidasi terhadap beberapa jurnalis saat acara Malam Munajat 212 di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Kamis (21/2/2019) malam, mendapat respons dari Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Menurut Wapres Kalla, segala bentuk intimidasi kepada siapa pun tidak dibenarkan. Hal itu ia katakan usai menghadiri Forum Silaturahim Gawagis Nusantara di Surabaya, Sabtu (23/2/2019).

"Mengintimidasi kepada siapa saja, kepada wartawan, kepada yang lain-lain, kepada masyarakat, tentu salah lah," kata Wapres ditemui di Hotel Wyndham, Jl. Basuki Rahmat, Surabaya, Sabtu.

Baca juga: Jusuf Kalla Tugaskan Anies Rencanakan Pembangunan Transportasi untuk 10 Tahun

Wapres menyebut, tindakan mengintimidasi seseorang jelas telah melanggar hukum. Karena itu, akan ada konsekuensi hukum yang bakal diterima.

"Jadi tentu ada hukumnya. Ya jalankan saja lah," ujarnya.

Ketua Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin pada Pilpres 2019 itu juga mengomentari doa atau puisi yang dibacakan penyanyi Neno Warisman pada malam Munajat 212 di Monas.

Kalla menilai, kampanye yang dilakukan Neno Warisman itu tidak tepat.

"Ya, namanya kampanye. Tapi kampanyenya (Neno Warisman) yang keliru," kata Kalla.

Sebelumnya, Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Neno Warisman, membacakan 'Puisi Munajat 212'. Potongan video saat Neno membacakan puisi itu ramai dibagikan di media sosial.

Berikut potongan puisi Neno Warisman yang beredar di media sosial, 

Jangan, jangan Engkau tinggalkan kami

dan menangkan kami

Karena jika Engkau tidak menangkan

Kami khawatir ya Allah

Kami khawatir ya Allah

Tak ada lagi yang menyembah-Mu

Kompas TV Saat menjabat sebagai Wakil Presiden mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 2004, Wapres Jusuf Kalla menyebut yang dibeli Prabowo Subianto adalah PT Kiani Kertas, di mana di dalamnya terdapat lahan konsesi seluas 220 ribu hektar untuk mendukung ketersediaan bahan baku.<br /> <br /> Saat itu, PT Kiani Kertas menjadi kredit macet di Bank Mandiri. Saat itu, direktur utama dijabat oleh Agus Martowardojo.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com