Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jembatan Penghubung Banten-Jakarta Segera Dibangun, Ditargetkan Rampung 2020

Kompas.com - 23/02/2019, 08:27 WIB
Caroline Damanik

Editor

Sumber Antara

KOMPAS.com — Jembatan sepanjang 1,4 kilometer yang menghubungkan Provinsi Banten dan DKI Jakarta akan segera dibangun.

Saat ini, Pemerintah Provinsi Banten dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan (Pusjatan) Kementrian PUPR sedang melakukan uji tiang pancang dari perencanaan pembangunan jembatan penghubung ini.

Kabid Penataan Ruang Dinas PUPR Provinsi Banten Nurmutaqin mengatakan, pihaknya bersama Pemkab Tangerang dan Pemprov DKI Jakarta telah mengeluarkan izin pembangunan jembatan yang berada di Pulau C Kelurahan Kamal Muara, Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara, dan Kelurahan Dadap, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang.

"Izin yang sudah terbit adalah izin mendirikan prasarana (IMP) dari DKI Jakarta, izin mendirikan bangunan (IMB) dari Kabupaten Tangerang dan persetujuan pembangunan jembatan dari Pak Gubernur Banten," kata Mutaqqin saat melakukan supervisi dan meninjau lokasi pembangunan jembatan tersebut di Pulau C Kamal Muara Penjaringan Jakarta Utara, Senin (18/2/2019).

Dia menuturkan, anggaran pembangunan jembatan penghubung DKI Jakarta-Banten tersebut dikeluarkan oleh pihak swasta yakni PT Kukuh Mandiri Lestari.

Setelah pembangunannya selesai, jembatan itu akan diserahkan ke Pemerintah Provinsi Banten dan DKI Jakarta sesuai kewenangan di masing-masing wilayah.

"Jembatan ini dibangun oleh PT Kukuh Mandiri Lestari dan setelah selesai akan diserahkan ke pemerintah menjadi milik pemerintah. Nanti fungsinya bukan hanya milik PT Kukuh, melainkan juga masyarakat umum," katanya.

Dia menambahkan, jalan ini nantinya akan tersambung dengan jalan Provinsi Banten atau yang disebut Jalan Cincin dari Dadap, Tangerang, terus sampai ke Tanara, Tirtayasa, Pontang, sampai kawasan Kesultanan Banten.

Dia mengatakan, selama pembangunan pihaknya meyakini tidak akan mengganggu aktivitas warga yang sehari-hari berprofesi sebagai nelayan. Sebab, menurut dia, sejauh ini warga bersama pengembang selalu berjalan bersama-sama dan nantinya dibuatkan alur untuk para nelayan.

"Proses pembangunan jembatan dan operasional jembatan tidak mengganggu aktivitas nelayan. Nelayan akan disiapkan alur pelayaran dengan cara pengerukan lumpur. Lokasi pembangunan jembatan juga tidak mengganggu hutan mangrove dan tidak menggusur kawasan permukiman warga," katanya.

Menurut dia, dari segi ekonomi, masyarakat Banten secara umum sangat diuntungkan dengan pembangunan jembatan itu mengingat jembatan tersebut nanti sebagai alternatif jalan menuju Bandara Soekarno-Hatta yang akan memperpendek jarak dan waktu tempuh.

"Kalau melewati jalan yang ada sekarang ini di daerah Kosambi menuju Jakarta, agak jauh dan macet. Nah kalau ada jembatan ini bisa menghemat waktu sekitar satu jam," kata Nurmutaqien.

Menurut dia, jembatan yang direncanakan pembangunannya selesai selama satu tahun tersebut diperkirakan menelan biaya sekitar Rp 700 miliar.

Anggaran tersebut seluruhnya akan ditanggung oleh pihak swasta yang mengelola kawasan di Pulau C, Kelurahan Kamal Muara, Penjaringan, Jakarta Utara.

Target beroperasi 2020

Kepala Balai Geoteknik Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan (Pusjatan) Kementrian PUPR Fahmi Aldiamar menambahkan, pihaknya masih melakukan penelitian terhadap kontur tanah dan kedalaman beton atau tiang pancang jembatan yang akan dibangun di atas air laut.

"Pada saat pelaksanaan nanti diuji juga, apakah tercapai atau tidak, dari segi quality control sudah sesuai apa belum dengan site plan, tinggal kita cek yang di dalam laut karena faktor ketidakpastiannya lebih tinggi, kedalaman lumpur dan segala macamnya," kata Fahmi.

Pihaknya sedang menyiapkan untuk pengujian tiang pancang yang akan membutuhkan waktu sekitar empat bulan.

"Kalau sudah selesai nanti kita lihat hasil pengujiannya sesuai perencanaan atau tidak," katanya.

Dia mengatakan, sesuai perencanaan pembangunan, jembatan tersebut diperkirakan mampu bertahan selama kurang lebih 100 tahun.

Sementara itu, Set Operasional Manager PT Waskita yang akan melaksanakan pembangunan jembatan tersebut Hermanto menargetkan, pembangunan jembatan selebar 21 meter itu akan dilaksanakan selama satu tahun, sementara operasional ditargetkan pada 2020.

"Target pembangunan setahun. Kami masih menunggu hasil tes pile dulu. Operasional 2020, di atas kami gunakan konstruksi girder, yang di bawah steel block, full casing, beton full ke bawah," kata Hermanto.

Dalam pelaksanaan pembangunan jembatan tersebut, pihaknya juga akan melibatkan warga setempat, termasuk pada perencanaan, yakni pengerukan untuk titik jembatannya saat ini sudah melibatkan banyak nelayan.

"Kami libatkan masyarakat setempat dalam pembangunannya, termasuk para nelayan di sekitar sini," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com