Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gunung Karangetang Keluarkan Asap Setinggi 300 Meter

Kompas.com - 22/02/2019, 19:21 WIB
Skivo Marcelino Mandey,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

MANADO, KOMPAS.com - Tingkat aktivitas Gunung Karangetang di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara, hingga saat ini masih berstatus siaga.

Asap putih dengan intensitas tebal keluar dari kawah utama dengan ketinggian mencapai 300 meter.

Petugas Pos Pengamatan Gunung Karangetang, Didi Wahyudi P Bina mengatakan, secara visual gunung terlihat jelas hingga kabut 0-II.

"Asap kawah bertekanan lemah hingga sedang teramati berwarna putih dengan intensitas tebal dan tinggi 300 meter di atas puncak kawah," kata Didi, seperti dikutip dari rilis tertulis, Jumat (22/2/2019) pukul 18.16 Wita.

Baca juga: Akses Jalan Ondong-Batubulan Masih Tertutup Lava Gunung Karangetang

Kawah dua Gunung Karangetang, lanjut dia, juga mengeluarkan asap.

"Asapnya putih tipis hingga sedang, tinggi lebih kurang 100 meter," ujar Didi.

Menurut Didi, gempa tremor masih terjadi terus menerus (microtremor), terekam dengan amplitudo 0,25 milimeter (dominan 0,25 milimeter).

"Tingkat aktivitas Gunung Karangetang masih level III atau siaga," ungkap dia.

Petugas Pos Pengamatan Gunung Karangetang telah mengeluarkan rekomendasi agar warga dan pengunjung atau wisatawan tidak diperbolehkan mendekati, melakukan pendakian dan beraktivitas di dalam zona bahaya yaitu radius 2,5 kilometer dari puncak kawah dua (kawah utara) dan kawah utama (selatan), serta area perluasan sektoral dari kawah dua ke arah barat-barat laut sejauh 3 kilometer dan ke arah barat laut-utara sejauh 4 kilometer.

Tidak hanya itu, warga di sekitar Gunung Karangetang yang berada di area barat laut-utara dari kawah dua, di antaranya Kampung Niambangeng, Beba, dan Batubulan, agar dievakuasi ke tempat yang aman dari ancaman guguran lava atau awan panas guguran Gunung Karangetang, yaitu di luar zona bahaya tersebut di poin satu.

Baca juga: Bantuan ke Pengungsi Letusan Gunung Karangetang Terus Mengalir

Selain itu, warga di sekitar Gunung Karangetang dianjurkan agar menyiapkan masker penutup hidung dan mulut, guna mengantisipasi potensi bahaya gangguan saluran pernapasan jika terjadi hujan abu.

"Masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran sungai-sungai yang berhulu dari puncak Gunung Karangetang, agar meningkatkan kesiapsiagaan dari potensi ancaman lahar hujan dan banjir bandang, yang dapat mengalir hingga ke pantai," imbau dia.

Kompas TV Pemerintah Daerah memperpanjang status tanggap darurat bencana<br /> Gunung Api Karangetang selama tujuh hari. Sementara data terakhir dari pemerintah derah, 216 warga mengungsi dan 453 warga kampung batubulan terisolasi.<br /> <br /> Pemerintah daerah melalui Kepala BPBD Sitaro menyampaikan beberapa alasan diperpanjangnya masa tanggap darurat.<br /> <br /> Salah duanya adalah belum selesainya penanganan bagi warga yang terdampak dan rencana operasi untuk membuka jaluralternatiflewat darat dari Kampung Nameng ke Batubulan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com