Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Burung Dara Cina Terpantau Bermigrasi ke Pulau Seram

Kompas.com - 22/02/2019, 09:48 WIB
Rahmat Rahman Patty,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

AMBON, KOMPAS.com - Sekawanan burung Dara Laut Cina (Thalasseus bernsteini) dan burung Dara Laut Jambul (Thalasseus bergii) terpantau berada di perairan Seram Utara, Kabupaten Maluku Tengah.

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Maluku bersama Burung Indonesia BrifLife Insternational Indonesia Bird Banding Scheme (IBBS) dan LIPI kemudian melakukan pemantauan dan penandaan, hasilnya mereka menemukan jika kedua satwa yang dilindungi itu masih berada di kawasan Pulau Seram.

“Pemantauan dan penandaan tersebut dilakukan pada 14 hingga 19 Februari 2009 bertepatan dengan musim migrasi Dara Laut Cina dari tempat berbiaknya di Cina ke tempat-tempat yang lebih hangat seperti Indonesia dan Australia,” ungkap Kepala BKSDA Maluku, Mukhlis Amin Ahmadi melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (21/2/2019).

Baca juga: Tiga Spesies Ikan Danau Limboto Bermigrasi ke Teluk Tomini

Dia menyebut kedua jenis burung tersebut merupakan burung yang bermigrasi melalui Indonesia. Tahun 2018, burung-burung tersebut juga terpantau berada di perairan Seram Utara, Kabupaten Maluku Tengah.

“Kedua jenis spesies burung ini terpantau berada di Pulau Seram sejak tahun 2018 lalu,”ujarnya.

Dia menjelaskan dalam pemantauan tersebut, diketahui satu ekor burung dara laut cina bersama dalam kelompok beberapa ekor dara laut jambul berada di wilayah tersebut.

Diperkirakan saat ini jumlah individu dewasa burung dara laut cina di dunia kurang dari 100 ekor. Pada kegiaatan pemantauan tersebut, tim berhasil menandai dan memasang sattelitepada 2 ekor dara laut jambul untuk mendeteksi jalur migrasinya.

“Menurut International Union for Conservation of Nature IUCN, status konservasi dara laut cina tersebut yaitu critically endangered/CR atau kritis,”katanya.

Baca juga: Sambut Migrasi Burung, Gorontalo Gelar Festival Burung Migran

Dia menegaskan pentingnya data dalam upaya konservasi burung migran tersebut. Menurutnya upaya konservasi burung migran membutuhkan kemitraan dan kerja sama dari banyak pihak.

“Upaya konservasi burung migran harus dilakukan melalui kemitraan dan kerja sama banyak pihak, karena menurut data terbaru, dara laut tersebut melakukan migrasi dari Seram hingga Australia dan singgah di beberapa tempat,” jelas Amin.

Rute migrasi burung

Selain memantau keberadaan dua jenis burung tersebut, tim juga melakukan presentasi di Balai KSDA Maluku yang diikuti oleh sejumlah stakeholders seperti Bapeda Provinsi Maluku, Dinas Kehutanan Provinsi Mauku, Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Maluku, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku, sejumlah akademisi dari Universitas Pattimura dan Universitas Darussalam, serta LSM pada Rabu (20/2/2019) kemarin. 

Baca juga: BBKSDA Riau Amankan 32 Ekor Burung Cangak Merah Dilindungi

Dalam presentasi tersebut, Ferry Hasudungan, Biodiversity Conservation Specialist Burung Indonesia, memaparkan rute yang dilewati bara laut yang telah diamati selama 2018.

“Informasi yang terpantau dari satelit memberikan data dan informasi baru untuk mengetahui pergerakan dara-laut jambul yang bergerak di sekitar wilayah Pulau Seram hingga ke Australia bagian utara," jelas Ferry dalam keterangan tersebut.

Ferry berharap, informasi tersebut dapat digunakan untuk mengidentifikasi lokasi-lokasi penting bagi konservasi dara laut.

”Harapannya kita bisa melihat ke mana saja burung ini bermigrasi, khususnya di wilayah Indonesia, hingga ke depannya mudah-mudahan kita dapat melihat lokasi di perairan Indonesia yang penting untuk dara-laut cina," tambah Ferry.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com