"Kami imbau masyarakat untuk mengurangi aktivitas di luar rumah. Kalau keluar gunakan masker. Karena kabut asap cukup parah. Bagi masyarakat yang merasakan dampaknya, agar merujuk ke puskesmas dan pustu-pustu di desa dan kelurahan masing-masing," ucap Hanafi.
Sejauh ini, tambah dia, belum ada laporan dari masyarakat yang terserang penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
Sementara itu, dr Dahlia, selaku Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Puskesmas Kelurahan Batu Panjang, Kecamatan Rupat, mengatakan bahwa asap gambut sangat berbahaya bagi kesehatan.
"Asap gambut lebih berbahaya, karena debu-debu halus merusak saluran pernapasan. Sehingga dapat menyebabkan ISPA, sesak napas, batuk dan pilek," jelas Dahlia.
Dia menyebut, kondisi kabut asap saat ini cukup parah, yang mengganggu jarak pandang.
Untuk itu, Dahlia meminta masyarakat untuk mewaspadai dampak kabut asap kebakaran lahan gambut tersebut.
"Imbauan kami, harus dikurangi aktivitas di luar rumah. Terutama bagi anak-anak," tutup Dahlia.
Sebagaimana diketahui, kebakaran lahan gambut di Kecamatan Rupat, Bengkalis, belum bisa diatasi. Saat ini, petugas gabungan dari kepolisian, TNI, Manggala, BPBD dan masyarakat peduli api (MPA), terus berupaya melakukan pemadaman.
Dalam tiga pekan ini, luas lahan yang terbakar sudah mencapai ribuan hektar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.