Fakta Blusukan Fadli Zon ke Tambaklorok, Datang Siang Hari hingga Keheranan Melihat Bendera Partai Terpasang di Dermaga

KOMPAS.com — Setelah heboh blusukan calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) ke kampung nelayan Tambaklorok, Semarang, Jawa Tengah (Jateng), beredar foto Wakil Ketua DPR yang juga poitisi Partai Gerindra Fadli Zon bertemu nelayan di Tambaklorok. 

Foto-foto tersebut diunggah oleh Fadli Zon di akun Twitter-nya, @fadlizon, Rabu (20/2/2019).

Saat Fadli Zon tiba di Tambaklorok, kampung nelayan tersebut sepi karena banyak nelayan sedang melaut. Namun, Fadli sempat berbincang dengan salah satu nelayan. 

Berikut ini fakta hasil penulusuran Kompas.com terkait kunjungan Fadli Zon di Tambaklorok:

1. Datang waktu siang hari

KOMPAS.com/ABBA GABRILLIN Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019).

Fadli Zon menyambangi kampung nelayan Tambaklorok, Kelurahan Tanjung Mas, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang, Rabu (20/2/2019) siang.

Berbeda dengan kedatangan Jokowi sebelumnya yang tiba di kampung tersebut saat tengah malam, Fadli Zon datang pada siang hari. 

"Incognito ke Tambak Lorok, Semarang, siang ini. Memang bukan tengah malam. Ngobrol dg nelayan", tulis Fadli Zon dalam aku Twitter-nya.

Baca juga: Seperti Jokowi, Fadli Zon Diam-diam Datangi Nelayan Tambaklorok Semarang

2. Luput dari perhatian wartawan

Thinkstockphotos.com Ilustrasi fotografer

Sama seperti kedatangan Jokowi, tak ada wartawan atau media yang meliput kegiatan Fadli Zon di Tambaklorok.

Namun, kehadiran Fadli Zon dibenarkan oleh salah satu warga Tambaklorok saat dikonfirmasi wartawan.

"Benar tadi Pak Fadli Zon datang, sekitar pukul 12.30," kata Munaim (43), warga Tambaklorok, kepada wartawan, Rabu sore.

Munaim mengatakan, Fadli datang bersama lima sampai enam orang dengan menggunakan mobil.

"Kalau enggak salah, isinya lima atau enam orang. Tapi yang saya tahu itu Pak Fadli Zon," katanya.

Baca Juga: Didatangi Jokowi Tengah Malam, Ini Curhat Nelayan Tambaklorok Semarang

3. Sepi karena para nelayan sedang pergi melaut

KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO Ilustrasi nelayan