Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pater Avent Saur Merawat Para Pasien Gangguan Jiwa di Flores

Kompas.com - 21/02/2019, 10:11 WIB
Markus Makur,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BORONG, KOMPAS.com - Ada yang unik pada perayaan Hari Pers Nasional ke-73 pada Sabtu (9/2/2019) di Manggarai Timur. Awak media berkesempatan untuk mengunjungi para pasien gangguan jiwa di Desa Lembur, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, Flores

Awak media berangkat bersama Pater Avent Saur SVD, seorang imam Katolik yang bertugas di Provinci Serikat Sabda Allah di Kabupaten Ende, Flores, NTT. Pater Avent Saur sudah sejak 2014 lalu bertugas memandikan dan memangkas rambut pasien dengan gangguan jiwa di Flores. 

Rombongan berangkat dari Kecamatan Borong ke Kecamatan Kota Komba. Di Desa Lembur ini, para pasien gangguan jiwa ada yang dipasung, ada pula yang dibiarkan bebas. 

Dalam perjalanan, rombongan disambut relawan Kelompok Kasih Insanis (KKI) Peduli Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Manggarai Timur. Tiba di lokasi, rombongan disambut sejumlah guru SDN Rende. 

Baca juga: Viral, Brigpol Ahmad Hidayat Suapi Wanita Gangguan Jiwa

Salah satu guru kemudian menginformasikan jika ada salah satu pasien gangguan jiwa yang kini lumpuh. Rombongan pun bergegas menuju ke tempat pasien tersebut. 

Nama penderita gangguan jiwa itu adalah Stefanus Tauk (85) atau Ema Fanus, sapaannya. Pater Saur kemudian masuk ke rumah pasien didampingi istri pasien. Dia kemudian menyapa Stefanus Sauk dengan dialek khas Manggarai Barat. 

“Ema, Ema, saya Pater Avent Saur SVD datang dari Kabupaten Ende," katanya. Stefanus Sauk pun membalasnya. “Musu, musu, musu."

Dalam dialek Kolor, Manggarai Timur, musu berarti rokok. Pater Avent kemudian memberikan Ema Fanus rokok setelah mengetahui arti perkataannya.

Tak lama kemudian, Pater Avent meminta ijin keluarga Ema Fanus untuk melihat kondisi pasien, memandikan serta memangkas rambut dan kukunya. 

Pater Avent Saur SVD dibantu istri Stefanus Tauk serta seorang pekerja media sedang membersihkan tubuh pasien gangguan jiwa yang sudah sudah lumpuh, Sabtu (9/2/2019). KOMPAS.com/MARKUS MAKUR Pater Avent Saur SVD dibantu istri Stefanus Tauk serta seorang pekerja media sedang membersihkan tubuh pasien gangguan jiwa yang sudah sudah lumpuh, Sabtu (9/2/2019).

Kondisi kaki dari Ema Fanus sudah lumpuh dan kurus. Tanpa sungkan, Pater Avent kemudian memandikan Ema Fanus dengan air hangat dan menggosoknya dengan sabun. 

Saat prosesi itu, sang istri bercerita jika suaminya sudah tiga hari tidak mau makan dan minum dan hanya berbaring tidur. 

Dagha, istri Ema Fanus bercerita, suaminya sempat dipasung tahun 1983 dan dilepas 1990 hingga lumpuh.

Setelah dimandikan, Ema Fanus kemudian dibaringkan kembali ke tempat tidur beralas bambu yang sudah dibersihkan.  Selanjutnya, Pater Avent melanjutkan menggunting kuku Ema Fanus. 

Ke rumah Tarsa

Tak hanya itu kegiatan Pater Avent. Selepas membersihkan Ema Fanus, Pater Avent dan rombongan bergerak menuju Kampung Mbapo yang masih berada di kawasan Desa Lembur, untuk mendatangi pasien gangguan jiwa yang dipasung yakni Tarsisius Antonius Amat atau Tarsa. 

Tarsa dipasung selama12 tahun. Semenjak dipasung, dia tidak pernah dipangkas rambutnya atau berganti baju.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com