Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kibor Piano untuk Mbah Jo, Pemijat Tuna Netra di Terminal Banyuwangi

Kompas.com - 21/02/2019, 08:30 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Keinginan Mbah Jo (58) tukang pijat tuna netra untuk memiliki keyboard akhirnya terwujud. Kakek yang mengalami kebutaan total sejak tahun 1986 tersebut mendapatkan bantuan kibor piano yang bisa digunakan untuk belajar musik di rumahnya yang sederhana.

"Ini betul buat saya? alhamdulilah. Saya tidak nyangka. Ini bagus," katanya sambil mengusap matanya berkali-kali. Lalu dibantu dengan Windoyo dari Yayasan Aura Lentera, lelaki yang akrab dipanggil Mbah Jo tersebut belajar untuk mengenal kibor baru miliknya.

Kepada Kompas.com, Rabu (20/2/2019), Mbah Jo yang ditemui di rumah anaknya bercerita jika dia dulu pernah menabung selama 5 tahun untuk membeli keyboard bekas namun dia kesulitan mengoperasikannya karena model lama yang masih menggunakan disket.

Baca juga: Cerita Nimatul Fauziah, Atlet Tuna Netra Peraih Perak Lawnball Asian Paragames 2018 (1)

 

Agar bisa memainkan musik, Mbah Jo beberapa kali datang ke Yayasan Aura Lentera untuk belajar keyboard.

"Punya saya yang dulu sudah neggak bisa dipakai. Kalau ini sepertinya gampang tinggal menghapal tombolnya dan ini ada musik dangdut koplonya. Saya suka sekali dengan dangdut," katanya sambil tertawa lepas.

Sementara itu, Windoyo dari Yayasan Aura Lentera yang menaruh perhatian pada isu disabilitas kepada Kompas.com mengatakan Mbah Jo butuh beberapa waktu untuk menguasai keyboard barunya.

Rencananya, pihak Yayasan Aura Lentera akan membuat alat dengar khusus yang bisa digunakan oleh Mbah Jo, karena selain mengalamikebutaan total, Mbah Jo juga mengalami gangguan pendengaran.

Baca juga: Kisah Suami Istri Penyandang Disabilitas, Andalkan Mesin Jahit Hingga Jadi Penambal Ban

"Secepatnya akan kami buatkan alat bantu dengar. Nanti seminggu sekali saya akan kesini buat ngajari karena selama ini mbah Jo yang datang ke tempat kami buat belajar," kata Windoyo.

Keyboard piano tersebut diberikan oleh Iwan, salah satu warga Banyuwangi. Saat dihubungi Kompas.com, Iwan mengatakan sengaja memilih keyboard piano untuk Mbah Jo agar bisa jadi hiburan saat pulang ke rumah setelah memijat.

"Soalnya kalo buat aku, subjective well being itu penting. Kalau ada barang yang bisa buat senang, makan dua kali sehari lebih oke. Daripada bisa makan tiga kali sehari tapi hidupnya stress," jelasnya.

Baca artikel sebelumnya: Kisah Paijo, Pemijat Tunanetra di Terminal Banyuwangi...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com