Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kagetnya Menteri Hanif saat Diminta Jokowi Bangun 1.000 Balai Latihan Kerja

Kompas.com - 20/02/2019, 19:10 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Tenaga Kerja Hanif Dakhiri memuji komitmen Presiden Joko Widodo terhadap pengembangan pondok pesantren di Indonesia. Salah satunya dengan didirikannya Balai Latihan Kerja (BLK) Komunitas di pondok pesantren.

Hanif mengatakan, tahun 2017 lalu kementeriannya merintis 50 BLK Komunitas di 50 pondok pesantren. Tahun 2018 meningkat menjadi 70 BLK Komunitas.

Rupanya, Presiden Jokowi memonitor program kementeriannya tersebut. Presiden meminta agar didirikan minimal 1.000 BLK Komunitas di tahun 2019 ini.

"Waktu kami merintis 50 BLK lalu 70 BLK dan tahun ini meloncat jadi 1.000 BLK. Saya sejujurnya sampai kaget, karena saking senangnya melihat komitmen Presiden ini," ujar Hanif ketika acara kerjasama Kementerian Tenaga Kerja dengan BLK Komunitas di Hotel Gran Sahid Jaya, Jakarta, Rabu (20/2/2019).

Baca juga: Jokowi: 1.000 Balai Latihan Kerja Komunitas Akan Dibangun Tahun Ini

 

Bahkan, Presiden meminta Kemenaker untuk mendirikan minimal 3.000 BLK Komunitas di 2020 dan setiap tahun berikutnya.

Hanif menilai, Presiden benar-benar memahami kondisi riil pondok pesantren saat ini. Dahulu, orang yang mengenyam pendidikan di pondok pesantren biasanya agar biaya pendidikannya bisa murah. Bahkan gratis.

Konsekuensinya, santri membantu aktivitas ekonomi kiai. Apabila kiai berdagang, maka santri pun membantunya berdagang. Apabila kiai bercocok tanam, maka santrinya pun akan dibekali kemampuan tersebut.

"Tapi, setelah pondok pesantren mengadopsi sistem iuran bulanan, santri hanya belajar mengaji, ilmu agama saja. Hard skill kurang. Makanya BLK Komunitas pesantren ini adalah program untuk melengkapi pendidikan dengan tambahan hard skill santri," ujar Hanif.

Baca juga: Hadapi Revolusi Industri 4.0, Kemnaker Terapkan Program 3-R BLK

 

Misalnya, otomotif, perikanan, informasi teknologi, menjahit, industri kreatif dan kemampuan bahasa.

Kementeriannya akan memberikan fasilitas, berupa gedung, peralatan sesuai dengan keahlian, beserta instrukturnya.

"Selama 2 tahun akan kami fasilitasi dan kami dampingi sampai menuju ke industri," ujar Hanif.

Oleh sebab itu, Hanif meminta masyarakat membuka mata terhadap kinerja pemerintah saat ini.

"Dalam kaedah ushul fiqih disebutkan, ini mohon kiai meralat jika ada yang keliru, tidak boleh meninggalkan yang sudah jelas demi memburu yang tidak jelas. Tidak boleh meninggalkan yang sudah nyata untuk memburu yang masih di angan-angan," kata Hanif.

Mendengar pernyataan Hanif, para pengurus pondok pesantren yang hadir tertawa dan bertepuk tangan.

Kompas TV Calon wakil Presiden nomor urut 01 Maruf Amin mengunjungi pondok pesantren Al Fadlu Wal Fadillah di kampung Jagalan Kutoharjo, Kaliwungu Kendal, Jawa Tengah. Maruf Amin bertemu dengan pengasuh pondok pesantren Kiai Haji Dimyati Rois, menurut Maruf hal dibahas adalah seputar masalah pondok pesantren.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Nasional
Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Nasional
Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Nasional
Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Nasional
Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Nasional
Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Nasional
Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Nasional
Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Nasional
KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

Nasional
Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Nasional
Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Nasional
56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

Nasional
Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com