PROKOPYEVSK, KOMPAS.com - Sejumlah kota di Siberia, Rusia, diselimuti salju putih yang kemudian berubah menjadi warna hitam mengerikan.
Laporan Daily Mail, Selasa (19/2/2019), salju hitam di kota Prokopyevsk, Leninsk-Kuznetsky, dan Kiselyovsk disebabkan oleh polusi dari pabrik batu bara di kawasan industri Kemerovo.
Banyak penduduk yang mengeluhkan atas fenomena tersebut. Tapi ada juga yang menyebutknya sebagai keindahan dalam kesuraman.
Baca juga: Membeku Setelah Terkubur di Salju, Kucing Ini Berhasil Selamat
Salju hitam menutupi jalanan, patung-patung, dan bahkan monumen, sehingga membuatnya nampak kotor.
Mobil-mobil juga terlihat tertutup debu, namun banyak yang lebih khawatir dengan kesehatan paru-paru.
Eerie sight of black snow blankets towns in Siberia.
The horrifying scene appears to be coming from the pollution emitted by open coal pits: https://t.co/7cMIlOpTe7pic.twitter.com/JCZJfoFYFQ
— Complex (@Complex) 19 Februari 2019
Kemerevo memang terkenal sebagai wilayah penambangan batu bara yang terkemuka di Rusia. Di sisi lain, tempat itu juga rumah bagi lereng ski terbaik Siberia.
Kini, jaksa berupaya untuk memeriksa kemungkinan penuntutan pidana terhadap dampak polusi kepada industri terkait.
Media lokal di Rusia menyalahkan pabrik pemrosesan batu bara setempat dan mobil-mobil yang diparkir penuh dengan kotoran berwarna hitam dan tebal.
Siberian Times mewartakan, Wakil Gubernur Kemerovo Andrei Panov menyatakan akan bertemu dengan para ahli lingkungan setempat untuk membahas fenomena tersebut.
Di media sosial, penduduk menuding kurangnya perlindungan lingkungan jangka panjang terhadap wilayah yang mengelola batu bara.
Baca juga: Tiga Polisi Diselamatkan dari Timbunan Salju Longsor di India
"Tidak ada sistem pembersihan, pembuangan, debu, kotoran, dan batu bara. Anak-anak dan kita semua bernapas, tapi itu hanya jadi mimpi buruk," tulis seorang warganet.
"Pemerintah melarang merokok di tempat publik. tapi mari kita hirup debu batu bara bersama-sama dan biarkan itu masuk ke paru-paru," tulis netizen lainnya.
"Masa depan anak-anak kita mengerikan," tulis yang lain.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.