Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antisipasi Santri Golput, KPU Jombang Diminta Jemput Bola ke Pesantren

Kompas.com - 20/02/2019, 09:29 WIB
Moh. SyafiĆ­,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JOMBANG, KOMPAS.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Jombang Jawa Timur, diharapkan lebih aktif melakukan sosialisasi di lingkungan Pesantren, menyusul minimnya jumlah santri yang mengurus dokumen pindah memilih, hingga 17 Februari 2019 lalu.

Berdasarkan hasil rapat Pleno KPU Jombang tentang penetapan DPT tambahan (DPTb), Senin (18/2/2019), jumlah pemilih dari luar daerah yang mengurus dokumen pindah memilih di Jombang, tercatat sebanyak 868 orang.

Pada hari H pemungutan suara Pemilu 2019, para pemilih pendatang tersebut ditempatkan pada 194 Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang tersebar di 89 desa di 14 Kecamatan.

Mengacu pada jumlah potensi santri pemegang hak pilih sebagaimana disampaikan Komunitas Pondok Pesantren NU atau Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI-NU), di Kabupaten Jombang potensinya mencapai belasan ribu santri dari luar daerah.

Baca juga: Bawaslu: Jangan Golput, Supaya Pemilu Tak Jatuh ke Orang yang Tak Baik

Ketua RMI-NU Jombang, H. Jauharuddin Al Fatih mengatakan, belasan ribu santri tersebut menyebar di 200 pesantren yang ada di wilayah Jombang.

"Kalau estimasi santri yang sudah memiliki hak pilih bisa sampai 11 ribu pemilih," katanya saat ditemui di kediamannya, Selasa (19/2/2019).

Jauharuddin mengungkapkan, KPU Jombang sebenarnya sudah berkomunikasi dengan kalangan pengasuh pesantren dan menyampaikan pentingnya santri menggunakan hak pilihnya saat Pemilu 2019.

Sosialisasi dari KPU Jombang, diantaranya juga menyangkut mekanisme penggunaan hak suara, meski para santri tidak pulang ke rumah saat Pemilu 2019. Caranya, mengajukan Form A5 ke KPU Jombang.

Baca juga: Petugas Disdukcapil Jemput Bola Perekaman E-KTP di Panti Jompo dan Mal

Namun, lanjutnya, hingga pelayanan tahap pertama ditutup pada 17 Februari 2019 lalu, tak banyak santri yang mengajukan perpindahan lokasi memilih.

Jemput Bola ke Pesantren

Menurut Jauharuddin, KPU Jombang perlu melakukan sosialisasi lebih massif ke pesantren-pesantren. Bahkan jika memungkinkan, KPU menerjunkan petugas khusus untuk membantu para santri mengurus dokumen pindah memilih dari daerah asalnya ke Jombang.

Langkah jemput bola oleh KPU Jombang tersebut, kata Jauharuddin, perlu dilakukan agar hak suara para santri asal luar wilayah Jombang yang tidak pulang saat Pemilu, bisa tetap terakomodir.

Baca juga: Berkunjung ke Pesantren di Serang, Maruf Amin Perkenalkan Gus Iwan

Apalagi, lanjut dia, sebagian pesantren hanya meliburkan santri dari kegiatan pondok saat hari H pemungutan suara Pemilu 2019.

"Kami terus mendorong agar teman-teman di Pesantren bisa lebih aktif mendorong santrinya yang tidak pulang saat Pemilu nanti," kata Kabid Humas Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang ini.

"Kepada KPU, kami berharap bisa melakukan jemput bola, karena di masing-masing Pondok (pesantren) ini masalahnya berbeda. Kalau bisa ada petugas yang diturunkan," ujar Jauharuddin.

Suasana di lingkungan Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang, Selasa (19/2/2019).KOMPAS.com/MOH. SYAFII Suasana di lingkungan Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang, Selasa (19/2/2019).
Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Jombang, Ahmad Udi Masjkur mengatakan, minimnya santri yang mengurus Form A5 sebagai dokumen memilih di Jombang, menjadi salah satu perhatian Bawaslu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com