Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Kasus DBD di NTT, Jumlah Penderita Terus Bertambah hingga 24 Orang Meninggal

Kompas.com - 19/02/2019, 15:29 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Khairina

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penderita demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Sikka telah merenggut dua nyawa. Selain itu, Dinas kesehatan Kabupaten Sikka mencatat 102 orang dirawat di rumah sakit karena DBD.

Petugas kesehatan setempat mengajak masyarakat untuk melakukan 4 M Plus, yaitu menutup, menguras, mengubur, dan memantau jentik nyamuk.

Total jumlah penderita di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mencapai 2.291 orang, 24 diantaranya meninggal dunia. 

Berikut ini fakta lengkap kasus DBD di Sikka dan di Nusa Tenggara Timur:

1. Jumlah penderita DBD terus meningkat sejak Januari

Pasien Demam Berdarah - Salah seorang pasien demam berdarah menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu (3/2/2016). Dalam sebulan terakhir RSUD Cengkareng menerima lonjakan pasien demam berdarah dari 18 orang pada bulan Desember 2015 menjadi 85 orang selama bulan Januari. Untuk seluruh wilayah DKI Jakarta jumlah pasien demam berdarah mencapai 611 orang.KOMPAS/RADITYA HELABUMI Pasien Demam Berdarah - Salah seorang pasien demam berdarah menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu (3/2/2016). Dalam sebulan terakhir RSUD Cengkareng menerima lonjakan pasien demam berdarah dari 18 orang pada bulan Desember 2015 menjadi 85 orang selama bulan Januari. Untuk seluruh wilayah DKI Jakarta jumlah pasien demam berdarah mencapai 611 orang.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka, sejak Januari 2019, jumlah penderita DBD terus bertambah.

"Dari Januari sampai hari ini, kasus DBD di Sikka bertambah jadi 102. Januari ada 65 dan Februari ada 37," kata Kadis Kesehatan Kabupaten Sikka, Maria BS Nenu, kepada Kompas.com melalui pesan singkat, Senin (18/2/2019).

"Yang meninggal anak usia 11 tahun dari Kecamatan Paga dan anak 8 bulan dari Kecamatan Alok," tambahnya.

Baca Juga: Hingga Awal Februari, Ada 70 Kasus DBD di Sikka, NTT

2. Penanggulangan terus dilakukan

Seorang petugas Dinkes Asmat saat melakukan pengasapan di lingkungan RSUD Agats guna cegah demam berdarah,  Senin (21/1/2019)Dok. Istimewa Seorang petugas Dinkes Asmat saat melakukan pengasapan di lingkungan RSUD Agats guna cegah demam berdarah, Senin (21/1/2019)

Maria BS Benu mengatakan, dalam menangani DBD, masyarakat harus melakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan gerakan 4 M plus, yaitu menutup, mengubur, menguras, dan memantau jentik.

Hal itu dilakukan oleh juru pemantau jentik orang dalam rumah bukan oleh tenaga kesehatan. Petugas kesehatan memberikan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE).

Dia mengatakan, pemberdayaan masyarakat dalam memerangi DBD harus terlaksana digerakkan oleh RT/RW, kades, lurah, dan camat.

"Tidak hanya koordinasi saja. Rapat-rapat terus. Dan itu harus menjadi pola hidup yang terus menerus dilakukan," terangnya.

Kadis Maria menambahkan, selama ini pihaknya fokus melakukan fogging pada 26 lokasi di Kabupaten Sikka.

Baca Juga: Cegah DBD, Pemkot Gerebek Jentik di Sekitar Waduk Kampung Rambutan

3. Instruksi Bupati Sikka untuk tanggulangi DBD

Petugas dengan kostum nyamuk menyosialisasikan pencegahan demam berdarah di SDN 01 Rawa Badak Utara, Jumat (8/2/2019).KOMPAS.com/Ardito Ramadhan D Petugas dengan kostum nyamuk menyosialisasikan pencegahan demam berdarah di SDN 01 Rawa Badak Utara, Jumat (8/2/2019).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com