Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Bagas Suratman: Dulu Preman dan Pemabuk, Kini Jadi Petani Sukses

Kompas.com - 19/02/2019, 10:30 WIB
Farid Assifa,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

Kini, dari transaksi sayuran dan buah-buahan, Bagas meraup omzet kotor hingga Rp 15 juta per hari. Pendapatan itu belum dipotong untuk membayar gaji pekerja dan biaya lain.

Merangkul pengangguran

Bagas mengatakan bahwa menjalankan usaha tani sayuran bukan semata-mata untuk pendapatan diri sendiri. Ia sedari awal sudah berniat untuk membuka lapangan pekerjaan bagi pemuda pengangguran yang pernah dijalaninya dahulu.

“Tidak penting berapa pendapatan saya. Yang terpenting adalah bagaimana saya bisa membuka lapangan pekerjaan,” ujar Bagas.

Ia pun merekrut orang-orang pengangguran, pemabuk, mantan preman, dan lain sebagainya, termasuk mantan teman-temannya yang dahulu berkecimpung di dunia yang disebutnya "tak benar". Rata-rata pekerja di kebun Bagas bertato.

"Tapi, ada juga dari pesantren dan dari kampung,” katanya.

Untuk merekrut pekerja, Bagas hanya mengajukan satu syarat, yakni jujur dan mau bekerja keras.

"Hanya itu syarat yang saya berlakukan. Tidak penting dari kalangan mana. Siapa pun boleh bekerja di sini yang penting memenuhi syarat itu," katanya.

Baca juga: Kisah Ricky Karanda Suwardi yang Pernah Terjerumus Pergaulan Negatif

Hingga kini Bagas sudah mempekerjakan 20 hingga 25 orang. Ia juga menyediakan mes bagi pekerjanya.

"Mes itu kadang dipakai menginap oleh mereka yang belajar bertani di sini," katanya.

Menginspirasi

Kisah perjuangan Bagas dari kehidupan terpuruk menjadi petani sukses menginspirasi banyak orang, apalagi setelah kisahnya itu muncul di media asal Inggris, BBC.

"Banyak orang yang menghubungi saya, baik melalui WhatsApp maupun media sosial," katanya.

Hampir setiap hari Bagas kerap dihubungi banyak orang, dari mulai ingin belajar bertani, mengajak kerja sama, hingga sekadar kagum.

"Kalau ada yang ingin belajar, saya sangat terbuka. Siapa pun boleh datang," katanya.

Lahan kebun sayur siap tanam yang dikelola Bagas Suratman di Tangerang, Banten.BAGAS SURATMAN Lahan kebun sayur siap tanam yang dikelola Bagas Suratman di Tangerang, Banten.

Bahkan, saat berada di Malang untuk mengikuti roadshow BBC Get Inspired, Bagas ditemui seorang "fan" hanya ingin mendengar kisah-kisah Bagas.

"Dia tahu saya berada di sini melalui media sosial. Akhirnya, kami bertemu sekadar mengobrol," ujar Bagas.

Bagas pun berpesan kepada anak muda untuk semangat berkarya di bidang pertanian. Ia minta generasi muda untuk melirik pertanian karena merupakan salah satu mata pencarian utama di Indonesia.

"Bertani itu sentral hidup banyak orang. Bayangkan saja kalau petani mogok, nanti orang makan apa," kata Bagas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com