Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aktvitas Merapi Tak Ganggu Masyarakat dan Kunjungan Wisatawan

Kompas.com - 18/02/2019, 17:15 WIB
Wijaya Kusuma,
Khairina

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com — Aktivitas Gunung Merapi berupa awan panas guguran pada Senin (18/2/2019) pagi tidak mengganggu aktivitas masyarakat dan kunjungan wisatawan. Warga lereng Merapi tetap beraktivitas normal seperti biasa.

"Iya, tadi pagi ada enam kali awan panas," ujar Bambang Sugeng, warga Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangringan, Kabupaten Sleman, saat dihubungi Kompas.com, Senin (17/2/2019).

Bambang menyampaikan, aktivitas Gunung Merapi seperti awan panas pada Senin (18/2/2019) pagi tidak membuat warga panik.

Status Gunung Merapi masih Waspada dan jarak luncur berada di radius bahaya yang ditetapkan oleh BPPTKG Yogyakarta.

"Warga biasa saja, beraktivitas normal. Kan radius bahaya 3 kilometer dari puncak, di luar itu aman," ungkapnya.

Baca juga: Pagi Ini, Gunung Merapi Keluarkan 6 Kali Awan Panas

Pria yang juga aktif di Asosiasi Jip Wisata Lereng Merapi Sisi Timur ini menuturkan, aktvitas Gunung Merapi tidak sampai mengganggu kunjungan wisatawan. Kunjungan wisatawan tetap normal.

"Wisata lancar, tidak ada masalah. Pengunjung (lava tour) tetap banyak. Ini bus rombongan wisatawan banyak. Destinasi wisatanya kan di luar radius bahaya, jadi aman," katanya.

Sementara itu, Camat Cangkringan Mustadi menyampaikan, saat terjadi awan panas, warga tetap beraktivitas seperti biasa. Kunjungan wisatawan ke destinasi-destinasi wisata di lereng Merapi juga tetap normal.

"Tadi saya keliling, warga tetap beraktivitas seperti biasa. Tadi juga sempat ke destinasi wisata, kunjungan juga normal, tidak ada masalah," ungkap Mustadi.

Menurut dia, warga lereng Merapi selalu aktif mencari informasi dari instansi resmi terkait aktivitas Gunung Merapi. Warga juga melakukan pengamatan visual secara mandiri.

"Di semua desa itu ada posko pengamatan warga secara mandiri. Jadi warga setiap malam ronda, mengamati Gunung Merapi secara visual," ujarnya.

Seperti diketahui, Gunung Merapi, Senin (18/2/2019), mengeluarkan awan panas guguran pada pukul 06.05, 06.13, 06.24, 06.25, 06.28, dan 07.32.

Luncuran awan panas masih berada di dalam radius bahaya yang ditetapkan oleh BPPTKG Yogyakarta. Luncuran awan panas mengarah ke Kali Gendol. Saat ini, BPPTKG Yogyakarta masih menetapkan Gunung Merapi pada status Waspada level 2. 

Kompas TV Aktivitas vulkanik Gunung Merapi di perbatasan Yogyakarta-Jawa Tengah terus meningkat. Sejak Selasa (12/2) petang hingga Rabu pagi tadi, terjadi 30 kali guguran dengan jarak luncur terjauh 700 meter.<br /> <br /> Delapan dari 30 kali guguran teramati melalui CCTV dengan jarak luncur maksimal 700 meter.<br /> <br /> Jarak ini masih dalam kategori aman, karena berada dalam radius yang direkomendasikan, yaitu 3 kilometer dari puncak Gunung Merapi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com