Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/02/2019, 15:53 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Khairina

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Nur Wahyu bertaruh nyawa untuk menyelamatkan tiga siswa SMA Negeri 1 Mamuju yang tersapu ombak besar di Pantai Manakarra, Mamuju, pada Senin (11/2/2019).

Saat itu, Wahyu yang juga seorang penyandang tuna wicara, sempat dilarang polisi untuk terjun ke laut karena dianggap terlalu berbahaya.

Namun Wahyu tak mengindahkan peringatan tersebut karena ingin segera menyelamatkan ketiga siswa tersebut.

Kisah pemuda warga Jalan Nelayan II, Lingkungan Karema Selatan, tersebut segera menjadi perbincangan warganet.

Berikut ini fakta lengkapnya:

1. Wahyu: Saya senang bisa menyelamatkan

Ilustrasi THINKSTOCK.COM Ilustrasi

Saat mengetahui ada tiga siswa yang tenggelam di laut, Wahyu segera tancap gas dari rumahnya dan menuju ke pantai Manakarra. 

Setibanya di lokasi, Wahyu melihat sudah banyak warga yang berkerumun dan beberapa anggota polisi. Saat itu, warga tidak berani menolong korban karena keterbatasan alat.

Tanpa pikir panjang, Wahyu segera berlari menuju ke pantai dan berenang untuk menyelamatkan tiga siswa, yaitu Faris (17), Rafli Alfandi (18), dan Ivan Tomoto (17).

“Alhamdulillah, saya tak perduli bahaya gelombang tinggi waktu itu. Yang jelas saya senang dan bangga bisa menyelamatkan tiga nyawa siswa,” kata Wahyu kepada Kompas.com saat dihubungi, Jumat sore (15/2/2019).

Baca Juga: Viral, Kisah Heroik Wahyu Selamatkan 3 Siswa Tergulung Ombak Pantai Mamuju

2. Sempat dilarang polisi 

Ilustrasi gelombang lautKOMPAS.com/ Junaedi Ilustrasi gelombang laut

Polisi sempat melarang Wahyu agar tidak nekat lompat ke laut untuk menyelamatkan korban. Saat itu, Wahyu tak berpikir risiko mempertaruhkan nyawanya sendiri.

“Saya tidak peduli, saya memberanikan diri berenang untuk menyelamatkan tiga anak itu,” kata Wahyu.

Usahanya tak bertepuk sebelah tangan. Saat ia berjuang menyelamatkan korban dengan cara menarik satu per satu korban ke bibir pantai sambil berenang, bantuan kapal nelayan milik Narmin segera tiba untuk memberi bantuan.

Wahyu bercerita, ia sempat kesulitan menyelamatkan korban karena postur tubuhnya lebih kecil dari korban.

Baca Juga: "Kenapa Mamah Tidur Terus..."

3. Wahyu adalah seorang tuna wicara yang sering dilecehkan

Ilustrasi difabelShutterstock Ilustrasi difabel

Kisah heroik Wahyu viral di media sosial (medsos) setelah diunggah oleh akun “Warung Jurnalis”. Sejumlah fakta dari sosok Wahyu terungkap saat berbincang dengan Kompas.com.

Wahyu adalah putra keenam dari 9 bersaudara dari pasangan Udin dan Nurjannah. Setiap hari dirinya bekerja sebagai buruh cuci motor dan dia adalah penyandang tuna wicara.

Wahyu mengatakan, dirinya terpaksa berhenti sekolah karena sering dilecehkan dan diledek oleh rekan-rekannya. 

“Saya malu Pak sering diejek dan dikucilkan teman-teman di sekolah atau tempat bermain. Makanya saya berhenti sekolah,” jelas Wahyu.

Wahyu yang kini berusia 25 tahun mengaku lulus ujian persamaan paket B 2015 lalu. Tahun 2018 lalu rencananya ikut ujian persamaan paket C tapi gagal karena terlambat mengurusnya.

Wahyu berharap tahun ini ia bisa mengikuti ujian paket C agar ijazah tersebut nantinya ia bisa gunakan mencari kerja yang lebih baik agar bisa merubah masa depan diri dan keluarganya lebih baik.

Baca Juga: Ratusan Kendaraan Terjebak Longsor di Jalan Poros Mamasa-Mamuju

4. Kronologi tiga siswa SMA tenggelam

ilustrasiMike Stobe/Getty Images/AFP ilustrasi

Seperti diberitakan sebelumnya, tiga siswa SMA Negeri 1 Mamuju yang diketahui bernama Faris (17), Rafli Alfandi (18), dan Ivan Tomoto (17) terseret gelombang laut saat tengah mandi di bibir pantai Manakarra, Mamuju, usai bermain bola.

Mulanya hanya satu siswa yang terseret arus ke tengah laut. Namun sejumlah rekannya yang menyaksikan kejadian ini berupaya memberi pertolongan kepada rekannya.

Sayangnya mereka juga malah ikut terseret gelombang hingga hanyut ke tengah laut. Meski berjuang bisa menggapai pantai, namun arus deras malah makin menyeret mereka ke tengah laut hingga nyaris tewas karena kekurangan oksigen.

Baca Juga: Bingung, Korban Banjir Bandang di Mamuju Sempat Tidur di Pinggir Jalan

Sumber: KOMPAS.com (Junaedi)

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com