Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TKW Asal Ciamis Tewas akibat Apartemennya Terbakar di Jepang

Kompas.com - 18/02/2019, 12:16 WIB
Candra Nugraha,
Farid Assifa

Tim Redaksi

CIAMIS, KOMPAS.com — Seorang tenaga kerja wanita (TKW) asal Kampung Bantarsari, Desa Sukahurip, Kecamatan Cisaga, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Ida Andriyani (27), tewas saat kebakaran melanda apartemen yang ditempatinya di Jepang. Peristiwa naas ini terjadi pada Jumat (15/2/2019) pukul 03.00 waktu Jepang.

"Apartemennya kebakaran saat anak saya sedang tidur. Katanya karena korsleting listrik," kata ibunda korban, Ii Mulyasari, saat ditemui di rumah duka, Senin (18/2/2019).

Di apartemen tersebut, menurut Ii, korban tinggal bersama empat rekan yang berasal dari Indonesia. Kamar korban dan seorang teman berada di lantai 2, sedangkan tiga teman lain berada di lantai 1.

"Ada dua yang meninggal, anak saya dan temannya. Tiga temannya yang di lantai bawah selamat," kata Ii.

Baca juga: Menghilang Selama 12 Tahun, TKW Asal Malang Dipulangkan dari Yordania

Dia mengaku awalnya mendapat informasi anaknya sakit keras, Jumat siang. Selang sehari setelah informasi itu, dia dikabari anaknya tewas akibat kebakaran.

"Ada perwakilan HRD dari perusahaan sepatu di Purwakarta datang ke sini. Mengabarkan anak saya meninggal," katanya.

Menurut Ii, awalnya korban bekerja di perusahaan sepatu PT Indonesia Simon di Purwakarta selama 3-4 tahun. Karena kerjanya bagus, korban ditawari bekerja di induk perusahaan sepatu tersebut di Jepang.

"Kerja di Jepang sudah satu tahun," ucap Ii.

Seharusnya, menurut dia, masa kontrak kerja Ida sudah habis, tetapi kemudian diperpanjang menjadi dua tahun. "Namun, keburu kejadian (kebakaran)," ujarnya.

Ii mengaku tidak memiliki firasat apa pun akan kepergian anaknya.

"Kaget, tidak disangka. Tidak ada firasat apa pun," katanya.

Korban merupakan anak tunggal pasangan Ii dan Suryadi. Selama ini korban merupakan tulang punggung keluarga.

Baca juga: Seorang TKW Asal Malang Dikabarkan Bunuh Diri di Hongkong

Senin sore, Ii dan suaminya berencana pergi ke Purwakarta, ke perusahaan sepatu tersebut. Nanti, mereka dan perwakilan perusahaan akan pergi ke Jepang untuk mengecek jenazah korban.

"Katanya harus tes DNA. Jenazah anak saya sulit dikenali," ucapnya.

Ii menginginkan, anaknya bisa dimakamkan di kampung halaman.

"Kata perusahaan, jenazah bisa dibawa ke sini," ujarnya.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com