Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Rahman Lolos dari Maut: Lari saat Bebatuan Longsor Menghujani Atap Rumah

Kompas.com - 17/02/2019, 13:00 WIB
Junaedi,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

MAMUJU TENGAH, KOMPAS.com – Abdul Rahman tak henti mengucap syukur menemukan dirinya dan keluarganya selamat dari bencana longsor yang menimbun rumahnya di Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, Kamis (14/2/2019) malam lalu. 

Saat ditemui di sekitar lokasi rumahnya yang tertimbun material longsor, pria ini menceritaan detik-detik dia dan keuarganya lolos dari maut. 

Menurut Rahman, sapaan akrabnya, dia dan keluarganya berada di dalam rumah saat kejadian. Saat itu, kondisi sedang hujan deras. Tak lama, ia dikejutkan suara berisik bebatuan yang menghujani atap seng rumahnya. 

Bebatuan itu berasal dari tebing gunung yang berjarak beberapa meter di samping rumahnya. 

Baca juga: Longsor di Wilayah Sulawesi Barat Ini Sebabkan 4 Dusun Terisolir dan 2 Rumah Tertimbun

Hal itu membuat Rahman panik.  “Saya lagi berteduh di rumah karena hujan, tiba-tiba terdengar suara gemuruh dan bebatuan kecil berhamburan menghantam atap," kata Abdul Rahman, Minggu (17/2/2019). 

Dia lalu mengajak anak istrinya untuk segera lari. Baru beberapa detik meninggalkan rumahnya, material longsor dalam jumlah besar kemudian menimbun rumah Rahman dan seluruh isinya. 

"Saya dan anak-anak langsung lari keluar rumah hingga selamat saat longsor menerjang. Alhamdullilah saya sudah di luar rumah beberapa detik saat ribuan kubik longsor sudah menimbun rumah saya. Istri dan anak-anak saya juga selamat,” jelas Rahman.

Pria ini mengaku hinga kini masih trauma pascabencana longsor menimbun rumahnya tersebut. Rahman kini mengungsi ke rumah kerabatnya. 

Baca juga: Tebing Longsor Timbun Jalan, Akses Sumedang-Subang Lumpuh Total

Di hadapan tim penanggulangan bencana, Rahman dan korban longsor lainnya berharap pemerintah segera memberikan bantuan agar ia dapat kembali mendirikan rumah.

Sebab rumah yang kini porak-poranda akibat longsor tersebut ia bangun dari hasil tetesan keringatnya selama belasan tahun. 


Rumah Abdul Rahman yang tertimbun longsor di Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, Minggu (17/2/2019). KOMPAS.com/JUNAEDI Rumah Abdul Rahman yang tertimbun longsor di Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, Minggu (17/2/2019).
 
Evakuasi manual

Seperti diberitakan sebelumnya, hujan deras yang mengguyur wilayah Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, sejak tiga hari terakhir menyebabkan akses jalan di sejumlah lokasi banjir dan mengalami longsor, Jumat (15/2/2019) dini hari.

Akses jalan penghubung antar-desa dan kecamatan di Desa Sejati, Kecamatan Tobadak Kabupaten Mamuju Tengah, ini misalnya, tertutup longsor.

Akibatnya, akses dari dan ke empat dusun terdekat di sekitarnya yakni Dusun Baban Lumu, Timorandame, Tiroamkari dan Tatepa, terisolir.

Tim Penanggulangan Bencana Mamuju Tengah mulai mengevakuasi akses jalan yang tertutup longsor mulai Minggu (17/2/2019) di Desa Sejati, Kecamatan Tobadak, Kabupaten Mamuju Tengah.

Tim yang terdri dari TNI, POLRI, Tagana dan BNPB Mamuju Tengah ini masih menggunakan peralatan manual seperti parang dan kapak. 

Diharapkan, akses kendaraan roda dua dan pejalan kaki bisa dibuka terlebih dahulu, sebelum kemudian mengerahkan alat berat, agar jalan kemudian bisa dilalui kendaraan umum. 

Bupati Mamuju Tengah Aras Tammauni yang meninjau langsung lokasi bencana longsor menyatakan banyaknya titik longsor yang terjadi dalam dua hari terakhir menyebabkan alat berat yang jumlahnya terbatas harus bekerja ekstra mengevakuasi material longsor satu per satu di sejumlah titik agar jalur transportasi bisa dilalui atau diakses warga kembali.

"Hari ini pemkab baru akan mengevakuasi material longsor yang menutup akses jalan empat desa yang terisolir," kata Aras. 

Bupati berharap pembukaan akses jalan yang tertutup longsor bisa segera dilakukan scepatnya agar tidak menghambat aktivitas warga.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com