Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Rizky, Sering Dihina karena Difabel, Balas dengan Ciptakan Lagu

Kompas.com - 15/02/2019, 13:33 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati,
Khairina

Tim Redaksi

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Achmad Rizki Fauzi (22), warga Kelurahan Lateng, Kecamatan Kota Banyuwangi menciptakan lirik lagu "Kubalas dengan Karya" untuk rekan-rekannya sesama difabel.

Lagu tersebut menceritakan isi hatinya yang sering dihina dan sering di-bully karena difabel.

Rizki adalah anak bungsu dari tiga bersaudara yang lahir dengan jari-jari tangan yang tumbuh tidak sempurna.

Dia menyelesaikan sekolah di SDN 3 Lateng, SMP Al-Irsyad, dan SMK UNIBA Banyuwangi.

Kepada Kompas.com, laki-laki kelahiran 10 Mei 1997 tersebut bercerita jika dia bukan hanya sekedar di-bully, tapi juga sering dipukuli oleh teman-teman sepermainannya hanya karena dia berbeda dengan temannya.

"Bisa dikatakan trauma. Saya dipukuli dan disuruh-suruh dan saya mengiyakan saja karena saya takut tidak punya teman jika melawan," kata Rizki kepada Kompas.com, Jumat (15/2/2019).

Baca juga: Malaysia Dicoret Jadi Tuan Rumah Kejuaraan Renang Difabel, Ini Tanggapan Mahathir

Lirik dan nada lagu "Kubalas dengan Karya" tersebut diciptakan 5 tahun lalu saat dia masih sekolah. Namun, baru berani dia garap secara serius di tahun 2018 saat bertemu dengan Krisandy, rekannya duet di lagu tersebut.

Mereka berdua lalu mengajak beberapa rekannya untuk mengaransemen lagu serta membuat video klip yang melibatkan kawan-kawan difabel yang ada di Banyuwangi.

"Saya nggak mau menyebutnya ini karya saya sendiri tapi ini karya bersama-sama hanya kebetulan saja saya yang membuat liriknya dan nada sederhananya," jelasnya.

Video klip lagu "Kubalas dengan Karya" tersebut bercerita tentang seorang difabel yang sering dihina, namun dia tetap menghasilkan karya terbaiknya.

Rizki menyanyikannya sendiri lagu tersebut, featuring dengan Krisandi.

Di video klip yang berdurasi 5,29 menit tersebut melibatkan 15 difabel yang ada di Banyuwangi antara lain fotografer yang tidak memiliki tangan dan kaki, penari Gandrung yang tuna rungu, penyanyi dan pemain drum yang tuna netra serta beberapa difabel yang berprestasi lainnya.

Pengambilan gambar dilakukan sejak awal tahun 2018 dan dirilis pada 9 Desember 2018 berbarengan dengan memperingati hari Difabel Internasional 2018.


"Pengambilan gambarnya memang agak lama, tapi proses produksi sekitar satu bulan. Memang nggak mau keburu biar hasilnya maksimal. Di situ saya nge-rap dan ini pengalaman baru buat nyanyi," jelasnya. Video klip tersebut di unggah di akun Youtube RISSKEI' milik Rizki.

"Kami ingin melawan diskriminasi dan menunjukkan walaupun kami difabel tapi kami bisa berkarya seperti teman-teman lainnya," ungkapnya.


Berikut lirik lagu "Balaslah dengan Karya"

Satu kata yang ada di dalam jiwa, selalu menangis menangis dan selalu menangis

Karena ejekanmu yang bikin hatiku piluh, karena tiap hari kau kan selalu menghinaku

Di malam yang dingin ini aku selalu sendirian, menatapi bintang bercahaya bersama bulan

Suatu hari nanti aku kan punya impian, tuk menggapai cita-cita bersama kebahagian


Kau selalu menghinaku, kata teman-temanku meski kau tahu walau ragaku gak utuh

aku terdiam bukan karena aku takut

Tapi sebenarnya aku bukan seorang pengecut

Kau jelekin aku, dan kau sindir aku, kau pojokin aku dan kau membenciku

Apa salahku


Ini yang ku bisa hanyalah berkarya, semua cemooh darimu menyiksa diriku

Ini yang kubisa hanyalah berkarya, semuah cemooh darimu bikin sakit hatiku


Suatu saat nanti aku akan menjawabnya, dengan cara apapun aku pasti bisa

Ingatlah manusia tak ada yang sempurna, karena hidup itu berawal dari tinta pena

Coba resapi dan kucoba hadapi, semua cobaan yang telah terjadi


Aku ambil hikmahnya dan terus berkarya, tuk hidup melawan kerasnya dunia

Aku selalu dianggap sebelah mata, mencari kerja itu memang susah

Maka jangan buang waktumu sia-sia,agar hidupmu baik selamanya


Meskipun kopi ini terasa pahit dan hati ini mulai terasa sakit

Aku akan tetap meraih mimpiku yang sebenarnya hanyalah untukmu

Ini yang ku bisa hanyalah berkarya 

Rizki saat sedang membuat sketsa di rumahnya di Kelurahan Lateng Kecamatan BanyuwangiKOMPAS.com/IRA RACHMAWATI Rizki saat sedang membuat sketsa di rumahnya di Kelurahan Lateng Kecamatan Banyuwangi

Hobi menggambar

Rizki bukan hanya piawai membuat lirik lagu, namun dia juga pandai menggambar.

Kepada Kompas.com, dia bercerita jika saat masih belum sekolah sering kali mencoret-coret dinding dengan pensil warna.

Ketika itu, Nurjannah, ibu kandungnya langsung memasukkan Rizki ke sekolah dasar karena dirasa mampu menulis walaupun jarinya tidak tumbuh sempurna.

Saat memegang pensil, Rizki mengatupkan kedua telapak tangannya, termasuk saat menggambar atau membuat sketsa.

Saat SMA, hobi menggambar Rizki mulai menghasilkan uang karena banyak rekan-rekannya yang meminta untuk dibuatkan sketsa wajah.

"Saat itu dibayar 15 ribu per gambar atau kadang dikasih uang pulsa. Sudah senang banget buat sangu sekolah," ceritanya.

Baca juga: Tolak Atlet Israel, Malaysia Dicoret Jadi Tuan Rumah Kejuaraan Renang Difabel

Ia mengaku, ibunya sempat melarangnya menggambar karena dianggap membuang-buang waktu dan tidak menghasilkan uang.

Namun, Rizki berjanji di usia 20 tahun dia harus bisa menghasilkan uang sendiri dari hobinya menggambar.

Dari mulut ke mulut, akhirnya semakin banyak yang meminta dia membuat sketsa wajah dan mural di dinding rumah atau gang kampung serta menghiasi beberapa halaman dinas di wilayah Kabupaten Banyuwangi.

Untuk membuat mural-mural tersebut itu, dia dibayar secara profesional. Rata-rata mural yang dibuat bertemakan tentang tradisi, dan budaya lokal masyarakat Banyuwangi.

"Alhamdulilah bisa menabung dan beli kamera untuk buat video-video pendek. Saya mengeditnya sendiri, kebetulan saya suka mencoba sesuatu yang baru. Kalau video kan butuh kuota besar, biasanya saya upload-nya di kelurahan, kan ada akses wifi gratis di sana," jelasnya sambil tersenyum.

Saat ini, Rizki mengaku sedang menggarap proyek pembuatan film indie dengan rekan-rekannya dan dia berharap apa yang dia lakukan menjadi inspirasi bagi rekan-rekannya sesama difabel, bahwa mereka bisa berkarya seperti orang lainnya.

"Seperti lirik di lagu yang saya tulis. Aku selalu dianggap sebelah mata, mencari kerja itu memang susah, maka jangan buang waktumu sia-sia, agar hidupmu baik selamanya. Balaslah cemoohan dengan karya," ujar pemilik akun Instagram riss_kei tersebut. 



Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com