Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan Rusak, Warga Blokade Akses Truk Penambang di Kaligintung

Kompas.com - 14/02/2019, 18:23 WIB
Dani Julius Zebua,
David Oliver Purba

Tim Redaksi


KULON PROGO, KOMPAS.com - Puluhan warga Desa Kaligintung, Kecamatan Temon, Kulon Progo, Yogyakarta, berunjuk rasa dengan memblokade jalan menuju sebuah area penambangan tanah urug di Dusun Balong, Desa Kaligintung, Kamis (14/2/2019).

Kepala Desa Kaligintung Hardjono mengatakan, blokade tersebut merupakan buntut dari kekesalan warga akibat rusaknya jalan yang dilalui oleh truk pengangkut tanah urug dari area pertambangan.

Dalam aksi itu, warga juga menanam phon pisang di beberapa titik jalan berlubang menuju tambang. 

"Komitmen perusahaan tidak 100 persen, jadinya jalan seperti ini. Kalau ada pemeliharaan (pada jalan dilintasi truk) tidak perlu terjadi seperti itu (blokade jalan)," kata Kepala Desa Kaligintung Hardjono di tengah aksi, Kamis.

Baca juga: Jalan Rusak, Warga Bantul Blokade Akses Masuk Tempat Pembuangan Sampah

Hardjono mengatakan, truk pengangkut tanah urug itu mengakibatkan jalan sepanjang 5 kilometer rusak berat. Kerusakan jalan juga sering mengakibatkan kecelakaan.

Kerusakan jalan terjadi di tiga dusun yang ada di Kaligintung yaitu Girigondo, Balong, dan Siwates. Kerusakan terparah terjadi di sepanjang jalan menuju obyek wisata religi Makam Raja-raja di Girigondo.

Hardjono mengatakan, penambangan tanah urug di Dusun Balong memiliki konsesi lebih dari 2,5 hektar. Saat ini, pihak pemborong sedang membuka kawasan yang dinamai warga sebagai Gunung Sitritis. Aktivitas melibatkan operasi truk sudah berlangsung sejak September 2018.

Baca juga: Wakil Wali Kota Sebut Jalan Rusak di Bekasi Akan Diperbaiki Pakai Beton

Ribuan kali truk sudah mondar-mandir di desa tersebut. Hardjono mengatakan,  warga bisa menerima bila semua pihak saling menghargai, termasuk memberi kompensasi yang layak. 

Hardjono mengatakan, sebelumnya sudah pernah ada kesepahaman antara penambang dengan warga terkait penanganan debu, perbaikan jalan, bahkan memberdayakan warga sebagai tenaga kerja.

Hal lain yang juga pernah dibahas terkait upah lembur. Namun, belakangan warga merasa penambang tidak konsisten menjalankan kesepakatan itu.

"Harapan kami pemeliharaan bisa dilakukan dengan baik. Penambang sendiri kurang konsekuen. Masyarakat meminta komitmen dalam MoU ini segera diwujudkan," katanya.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com