Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akpol Keluarkan dan Kembalikan 13 Taruna Penganiaya Junior ke Orangtua

Kompas.com - 14/02/2019, 14:49 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin,
Khairina

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com — Sebanyak 13 taruna akademi kepolisian yang terbukti melakukan penganiayaan terhadap adik kelas, Brigdatar M. Adam, hingga meninggal dunia telah dikeluarkan dari Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang, Jawa Tengah.

Mereka resmi dikembalikan ke orangtua masing-masing.

Kepala Bagian Humas Akpol Semarang Komisaris Besar Eko Waluyo menerangkan, ketiga belas  taruna Akpol tersebut diputuskan untuk dikeluarkan berdasarkan hasil sidang dewan akademik.

Sidang dewan akademik yang dipimpin Gubernur Akpol Irjen Rycko Amelza Dahniel juga dihadiri Kalemdikpol Komjen Arief Sulistyanto.

Selesai sidang akademik, para taruna akpol itu diminta langsung berkemas meninggalkan tempat pendidikan itu.

“Iya sudah dikembalikan ke orangtuanya sejak tanggal 12 Februari kemarin,” ujar Eko, saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (14/2/2019).

Baca juga: Divonis 6 Bulan, 3 Terdakwa Penganiaya Taruna Akpol Langsung Bebas

Eko mengatakan, sidang dewan akademik digelar berdasarkan hasil putusan kasasi dari Mahkamah Agung yang telah mempunyai kekuatan hukum mengikat.

Total ada 14 taruna yang terlibat dalam kasus ini, di mana 1 taruna telah dikeluarkan dari Akpol terlebih dulu.

Sementara sisanya, 13 taruna yang dihukum itu, divonis bervariasi mulai dari hukuman percobaan selama 1 tahun hingga hukuman penjara selama 2 tahun dan 3 tahun.

“Putusan sidang dewan akademik berdasarkan putusan inkracht Mahkamah Agung,” katanya.

Eko menjelaskan, 13 taruna itu semuanya dikeluarkan dari Akpol meski 9 taruna di antaranya dihukum dengan hukuman percobaan selama 1 tahun.

Hukuman untuk 9 terdakwa disebut lebih ringan, sementara untuk 4 sisanya dihukum lebih berat.

“Putusan bervariasi, 4 orang itu 3 tahun, 1 orang itu 2 tahun, dan 9 orang itu hukuman percobaan. Yang 9 orang itu sebenarnya divonis lebih ringan, tapi mereka tetap dikeluarkan karena hukuman percobaan juga bagian dari hukuman pidana,” tambahnya. 

Kompas TV Film yang berjudul pohon terkenal menggambarkan kondisi penerimaan hingga pendidikan menjadi seorang perwira polisi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com