Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Sedih Orang-orang Terpasung di Manggarai

Kompas.com - 14/02/2019, 06:00 WIB
Markus Makur,
Khairina

Tim Redaksi


Masih di kampung yang sama, Robianus Jerubu, (29) dipasung dua kaki. Bahkan, dua kakinya sudah luka. Ia dipasung pada 2014 dan mulai sakit 2013.

Aloysius Lumpur dan Edeltrus Adul, orangtua dari Jerubu menjelaskan, awalnya Jerubu sehat. Namun, pertengahan 2014, ia duduk di pinggir Jalan Trans Flores sambil mengganggu orang. Jerubu juga melempar orang dengan batu.

"Saat itu kami berpikir bahwa anak kami sakit. Selanjutnya, suatu ketika anak kami minta beli sepeda motor. Saat itu kami hanya memiliki uang Rp 1 juta. Saat itu kami menyerahkan uang itu untuk membeli motor secara kredit. Namun, tiba-tiba anak kami tidak mau lagi membeli motor. Uang yang ada ditangannya dipergunakannya membeli perabot rumah tangga," katanya.

Baca juga: Dipasung Selama 12 Tahun, Tarsa Ingin Balok di Kakinya Dibongkar

Aloysius mengaku mengambil jalan memasungnya karena ia diancam dibunuh.

"Anak kami pernah rawat jalan dengan minum obat. Namun, sejak minum obat pertama kali, kondisinya sangat memprihatinkan. Sejak saat itu kami hentikan pemberian obat hingga saat ini,” jelasnya.

Kunjungan kemanusiaan

Pater Avent Saur, Svd, Ketua Kelompok Kasih Insanis (KKI) Peduli Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Provinsi NTT yang berpusat di Kabupaten Ende menjelaskan, sejak tanggal 2 Februari 2019, ia mengunjungi penderita ODGJ, baik yang dipasung di pondok maupun yang berkeliaran di jalan-jalan di Manggarai Raya.

“Awalnya saya bersama dengan relawan KKI di Manggarai Timur mengunjungi penderita ODGJ di Kampung Mbapo, Desa Lembur, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, 2 Februari 2019. Penderita itu adalah seorang ibu rumah tangga diantar ke tempat rehabilitasi Gangguan Jiwa di Panti Renceng Mose Ruteng. Selanjutnya mengunjungi penderita di Kabupaten Manggarai dan Manggarai Barat yang tersebar di kampung-kampung. Dan kembali mengunjungi penderita ODGJ di Kabupaten Manggarai Timur,” jelasnya.

Selama kunjungan itu, lanjut Pastor Saur, dirinya bersama relawan KKI melihat kondisi penderita ODGJ yang sangat memprihatinkan, dipasung di pondok, baik dalam keadaan terbuka maupun tertutup.

Pastor Saur menjelaskan, hasil data sementara, penderita untuk tiga Manggarai Raya (Manggarai, Manggarai Timur dan Manggarai Barat) sebanyak 80 orang.

"Saya sudah mengunjungi pasien ODGJ di Manggarai Raya serta memberikan obat untuk pemulihan dari gangguan jiwa. Penderita ODGJ harus minum obat untuk pemulihan secara bertahap,” jelasnya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com