Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebanyak 3.716 Praja IPDN Pindah Lokasi Mencoblos ke Sumedang

Kompas.com - 13/02/2019, 18:30 WIB
Aam Aminullah,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

SUMEDANG, KOMPAS.com - Jelang Pemilu 2019, sebanyak 3.716 praja IPDN Kampus Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat akan pindah memilih.

Gubernur IPDN Murtir Jeddawi melalui Kabag Humas Hj Rinny Dewi Anggraeni mengatakan, sebanyak 3.716 praja IPDN yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia itu akan pindah memilih ke Sumedang.

"Total praja yang akan pindah memilih sebanyak 3.716. Saat ini masih sedang proses pindah DPT (Daftar Pemilih Tetap). Sebab, 300 orang datanya belum ada dari daerah asal dan 600 orang lainnya, datanya belum lengkap," ujarnya kepada Kompas.com, di kampus IPDN Jatinangor, Rabu (13/2/2019).

Baca juga: Pekerja Pulang Kampung untuk Mencoblos, Pembangunan Bandara di Kulon Progo Libur 3 Hari

Ditemui terpisah di kantor KPU Sumedang, pegawai Pengadilan Agama (PA) Sumedang Rifqi Jalaluddin (25) mengatakan, dirinya datang ke kantor KPU Sumedang untuk daftar pindah memilih.

"Saya bekerja di PA Sumedang sejak 1 Oktober 2018. Asal saya dari Bekasi, karena tidak ingin ketinggalan memilih di Pemilu 2019 nanti, saat ini, saya bersama 12 orang lainnya yang bekerja di PA daftar ke KPU," ucapnya kepada Kompas.com di kantor KPU Sumedang, Selasa (12/2/2019).

Meski konsekuensinya hanya dapat menyalurkan aspirasinya untuk pemilihan presiden dan DPD RI saja. Namun, Rifqi mengaku tidak ingin ketinggalan moment Pemilu 2019.

"Iya karena pekerjaan di sini, saya harus pindah memilih. Jadi nanti saya hanya akan memilih untuk pemilihan presiden dan anggota DPD RI saja," ucapnya.

Baca juga: Antisipasi Intimidasi, Pemilih Penyandang Disabilitas Didampingi saat Mencoblos

Sementara itu, Ketua KPU Sumedang Ogi Ahmad Fauzi mengatakan, batas akhir pendaftaran bagi warga di luar Sumedang yang akan pindah memilih di Sumedang pada 17 Februari 2019.

"Warga dari luar dari yang akan pindah memilih ke Sumedang jumlahnya ribuan. Saat ini data di KPU masih cair, nanti di batas akhir pendaftaran tanggal 17 Februari mungkin datanya sudah bisa diketahui," sebutnya.

Ogi menyebutkan, estimasinya terbanyak dari IPDN, kemudian Unpad sekitar 2.000-an, ditambah karyawan yang bekerja di perusahaan industri yang berlokasi di wilayah Sumedang.

"Estimasi terbanyak memang dari IPDN ya, kemudian kemarin ada yang dari perwakilan Unpad (Jatinangor), hasil pendataan mereka (Unpad) itu ada 2000-an mahasiswa yang akan pindah memilih ke Sumedang. Ditambah mungkin ribuan juga dari karyawan yang bekerja di perusahaan industri," katanya.

Baca juga: Mencoblos Dua Kali, Suami Istri Divonis 1 Tahun Penjara

Ogi menuturkan, untuk melindungi hak pilih warga negara, pihaknya telah mengirimkan surat pemberitahuan terkait pendaftaran pindah memilih ini.

Surat pemberitahuan, kata Ogi, ditujukan kepada instansi pemerintahan, Perguruan Tinggi, hingga perusahaan-perusahaan di Sumedang.

"Kami juga sudah menyiapkan posko-posko di tiap PPK/PPS. Untuk memudahkan bagi yang ingin pindah memilih, sehingga mereka cukup datang ke PPK/PPS, tidak harus ke KPU Sumedang," ucapnya.

Ogi menambahkan, terkait batas akhir pendaftaran pada 17 Februari, pihaknya mengacu pada aturan 6p hari sebelum hari H pencoblosan.

"Sementara ini masih mengacu pada 60 hari sebelum hari H pencoblosan. Apakah kemudian nanti ada perpanjangan, untuk antisipasi ada warga yang belum daftar pindah memilih, kami masih menunggu aturan atau informasi dari KPU pusat. Karena sampai saat ini belum ada aturan," tuturnya.

Tapi, kata Ogi, bisa saja batas akhir pendaftaran itu diperpanjang.

"Karena semangatnya untuk melindungi hak pilih," katanya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com