Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Masa Pensiun, "Survivor" Kanker Ini Abdikan Diri Urus Perempuan dan Anak

Kompas.com - 12/02/2019, 16:06 WIB
Ari Maulana Karang,
Khairina

Tim Redaksi

Kompas TV Sejumlah musisi siap menggelar konser amal untuk memerangi kanker. Sudah hadir bersama kami disini komedian sekaligus Pembina Yayasan Pita Kuning Anak, Indrodjojo Kusumonegiri atau yang lebih dikenal Indro Warkop serta ada Lilo dan Ernest Rafael penggagas acara konser amal ini.

"Ada yang datang kemoterapi sudah pakai tongkat, ada yang kurus karena sulit makan, memang saat kemoterapi lidah jadi pahit, tapi saya paksakan makan karena saran dokter," katanya.

Mamih menuturkan, selama enam kali menjalani kemoterapi di RSHS Bandung, Ia mengaku pulang pergi ke Bandung naik kendaraan umum didampingi suaminya. Dia tidak tampak seperti orang sakit.

"Biasa aja, naek elf dari Garut ke Bandung, pulang pergi. Dokter juga sempat bingung," katanya sambil tersenyum.

Saat ini, menurut Mamih dirinya tengah menjalani kemoterapi oral dengan obat yang harus diminum setiap hari selama dua tahun. Setiap bulan, dirinya pun harus ke RSHS untuk kontrol dan mengambil obat.

"Yang penting mah pikiran tenang, jangan dijadikan beban, jadi bebas. Ikuti semua saran dokter," jelas nenek yang sejak April 2018 hingga Oktober ini kepalanya tak berambut karena pengaruh kemoterapi.

Namun, saat ini, setelah kemoterapi infus, rambutnya sudah mulai tumbuh kembali. Bukan hanya itu, sekarang dirinya juga bisa lebih aktif beraktivitas termasuk membantu anak dan perempuan korban kekerasan di P2TP2A.

Baca juga: Golovkin Hadapi Survivor Kanker

Ketua P2TP2A Garut Diah Kurniasari Gunawan menyampaikan, kepengurusan lembaga yang dipimpinnya memang kebanyakan dari pegiat sosial.

Mereka bergabung di lembaganya atas dasar kepedulian dan pemerintah daerah memfasilitasi operasional lembaga.

"Jadi pengurusnya itu ada dari kepolisian, dokter, pengacara dan bidan seperti Mamih Ietjeu, mereka gajinya "sakura", sabar jujur tawakal," katanya setengah bercanda.

Menurut Diah, dengan pengalaman kerja sebagai bidan di RSU dr Slamet Garut, sosok Mamih Ietjeu memang sangat membantu P2TP2A menangani berbagai kasus yang ada. Dari mulai pendampingan korban saat harus menjalani visum dan pengobatan di RSU hingga konsultasi kesehatan ibu dan anak.

"Mamih kan lama kerja di RSU, jadi kalau ada korban yang harus dibawa ke RSU, Mamih yang ,engurus, terus kalau ada yang konsultasi KIA Mamih yang layani," jelas Diah.

Diah mengaku memang sempat mendengar Mamih divonis menderita kanker. Namun, kegiatannya di P2TP2A tidak terganggu, terutama saat dibutuhkan mendampingi korban.

"Paling kalau jadwal kemoterapi kami tidak minta bantuannya, di luar itu setiap ada kegiatan Mamih paling rajin datang," katanya.

Diah melihat, Mamih memiliki semangat juang tinggi. Ini juga perlu ditularkannya pada perempuan-perempuan yang menjadi dampingan P2TP2A.

"Mamih ini bisa jadi contoh kan, para korban di P2TP2A bisa belajar dari semangatnya Mamih," kata Diah. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com