Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menghilang Selama 12 Tahun, TKW Asal Malang Dipulangkan dari Yordania

Kompas.com - 12/02/2019, 14:51 WIB
Andi Hartik,
Khairina

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Prapti Utami (53) tak kuasa menahan haru, Selasa (12/2/2019).

Anak pertamanya, Diah Anggraeni (36), akan segera kembali ke pangkuannya.

Diah Anggraeni menghilang dari keluarganya sejak 2006. Saat itu, keluarga yang menghuni rumah sempit di pojokan Gang 6 RT 15 RW 2 Kelurahan Kota Lama, Kota Malang itu mengalami kesulitan ekonomi.

Bapak Diah meninggal dunia, begitu juga dengan suaminya. Diah lalu pergi sembari pamit mencari kerja setelah melewati 40 hari dari meninggalnya ayahnya.

"Dia bilangnya, pokoknya mau kerja saya. Mengubah nasib," kata Prapti menirukan perkataan Diah saat berpamitan pergi, 12 tahun silam.

Ketika itu, Diah meninggalkan satu orang anak perempuan yang masih berumur 3 tahun, ibunya serta 8 orang adiknya. Diah merupakan anak pertama dari sembilan bersaudara.

Baca juga: Seorang TKW Asal Malang Dikabarkan Bunuh Diri di Hongkong

Awalnya keluarga tidak khawatir dengan kepergian Diah. Keluarga mulai merasa khawatir setelah tiga tahun kemudian.

Perempuan lulusan Sekolah Dasar (SD) itu tidak pernah memberi kabar sejak kepergiannya. Keluarga tidak tahu Diah pergi mencari kerja ke mana.

"Nggak tahu berangkat ke mana tidak tahu," kata Prapti.

Sejak saat itu, keluarga mulai mencari keberadaan Diah. Bahkan, keluarga berulangkali mendatangi ahli supranatural untuk mengetahui keberadaan perempuan tersebut.

Prapti berulangkali jatuh sakit akibat memikirkan anak pertamanya itu.

"Dicari sampai ke supranatural, tidak tahu kalau di luar negeri," katanya.

Keluarga baru mengetahui keberadaan Diah setelah mendapat kabar dari pihak KBRI Jordania pada Desember 2018 lalu atau 12 tahun setelah pergi dan tidak pernah ada kabar.

Pihak KBRI mendapati Diah sedang bermasalah dengan pekerjaannya. Diah menjadi tenaga Kerja Wanita (TKW) dan merupakan pembantu rumah tangga di negara tersebut.

"Desember 2018 ada kabar dari KBRI, ditemukan atas nama ini, apa benar ini keluarganya," kata Windi Asriati (27) adik nomor 6 Diah.

Sejak saat itu, keluarga mengetahui bahwa Diah selama menghilang berada di Jordania. Keluarga berharap, Diah bisa segera dipulangkan.

"Katanya akan cepat dipulangkan, tapi tidak tahu kapan," kata Windi.

Baca juga: Sakit di Payudara, TKW Asal NTT Meninggal di Malaysia

Dikatakannya, masih ada proses administrasi yang harus diselesaikan oleh Diah. Termasuk tagihan gaji yang belum dibayar oleh majikannya. Windi mengatakan, jumlah gaji yang belum dibayar mencapai 9.000 dollar AS.

Prapti berharap anak pertamanya bisa segera pulang. Ia tidak peduli dengan gaji anaknya yang belum terbayar asalkan anaknya bisa segera kembali ke pangkuannya.

"Saya sudah tidak berpikir apa-apa. Tujuan saya dia pulang," ungkapnya.

Kepala Pos Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (P4TKI) Malang, Muhamad Iqbal mengatakan, saat ini masih proses pemenuhan gaji Diah yang tidak dibayar oleh majikannya.

"Untuk mengenai hak, sebagian sudah dipenuhi. Sekarang masih finalisasi untuk sisa haknya," katanya.

"Mudah - mudahan dalam waktu yang tidak terlalu lama bisa kembali ke tanah air," tambah Iqbal.

Kompas TV Seorang tenaga kerja wanita asal Indramayu, Jawa Barat, ditemukan tewas di dalam kamar hotel di Singapura. Orang tua korban berharap, jenazah segera dipulangkan ke Indonesia.<br /> <br /> Duka menyelimuti keluarga Nurhidayati, TKW warga Desa Kenanga Kecamatan Sindang, Indramayu, yang tewas di Singapura. Nurhidayati ditemukan tewas di sebuah kamar hotel di Singapura, dan diduga dibunuh kekasihnya yang merupakan warga negara Bangladesh.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com