Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bantu Turunkan Bendera Partai, Pria Ini Jadi Korban Penganiayaan

Kompas.com - 11/02/2019, 17:26 WIB
Kontributor Bali, Robinson Gamar,
Khairina

Tim Redaksi

 

DENPASAR, KOMPAS.com - Nasib apes dialami warga Padangsambian, Denpasar, Wayan Nurata.

Gara-gara membantu tetangganya menurunkan bendera partai, Wayan malah jadi korban penganiayaan yang dilakukan oleh Anak Agung Ketut Nengah Agung Setyawan alias Gung Balang.

Bahkan, video penganiayaan yang dilakukan Gung Balang tersebut sempat viral di media sosial.

Penganiayaan sendiri terjadi pada Sabtu (9/2/2019). Setelah dianiaya, korban langsung melapor ke polisi.

Mendapatkan pengaduan tersebut, polisi langsung bergerak dan menahan Gung Balang.

Baca juga: Pemprov Papua Minta 20 Saksi Dugaan Penganiayaan Pegawai KPK Diperiksa di Jayapura

 

Wakapolresta Denpasar AKBP Nyoman Artana dalam keterangan persnya di Mapolresta Denpasar, Senin (11/2/2019) membenarkan pemukulan dilakukan karena masalah penurunan bendera partai.

"Kejadian tersebut bermula 3 bulan lalu, korban membantu tetangga turunkan bendera salah satu partai. Saat dilipat datanglah pelaku saat itu dan tidak terima bendera diturunkan dan sempat mengancam korban," kata Artana.

Puncaknya, pelaku dengan korban berpapasan di Jalan Raya Kebo Iwo, pada Sabtu (9/2/2019) silam. Keduanya sama-sama menggunakan sepeda motor.

Pelaku lalu mengambil haluan ke arah korban dan menabrak dari arah samping. Tidak berhenti sampai di sana, pelaku lalu melakukan penganiayaan menyebabkan wajah korban memar dan luka sobek pada bagian leher. Pada sore harinya, korban melapor ke polisi.

"Polisi berhasil mengamankan pelaku dan dia mengakui perbuatannya. Atas perbuatannya dia disangkakan dengan pasal 51 KUHP," ucap Artana.

Sementara itu, ditemui terpisah, Nurata menjelaskan penganiayaan yang menimpa dirinya berkaitan dengan bendera Partai Demokrat.

"Tiga bulan lalu saya bantu tetangga turunkan bendera Demokrat. Awalnya sudah cari Gung Balang ke rumahnya untuk turunkan bendera, tapi setelah satu bulan tidak diturunkan akhirnya diturunkan sendiri sama tetangga," ujar Nurata.

Nurata berpikir bahwa semua baik-baik saja. Sehingga dirinya tidak menyangka akan menjadi korban pemukulan, hingga Sabtu bertemu pelaku dijalan dan mengalami penganiayaan.

Karena itu, dia berharap polisi dapat mengusit kasus tersebut secara tuntas.

"Harapan saya masalah ini bisa diselesaikan seadil-adilnya oleh polisi," kata Nurata.

Kompas TV Kuasa hukum Pemerintah Provinsi Papua, Senin (11/2) siang, datang ke Polda Metro Jaya. Kedatangannya untuk meminta penangguhan waktu pemeriksaan saksi, dalam kasus dugaan penganiayaan penyelidik KPK.<br /> Alasan permintaan penangguhan karena ada agenda yang tak bisa ditinggalkan di Papua. Sehingga tak bisa hadir dalam jadwal pemeriksaan penyidik Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya.


 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com