Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menikmati Kuliner Tempo Dulu Dibalut Alunan Keroncong di Sar Londo Magetan...

Kompas.com - 11/02/2019, 08:23 WIB
Sukoco,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

MAGETAN , KOMPAS.com - Aroma kopi tercium bergantian dengan aroma sedapnya gula tebu di tengah bangunan yang beratap jerami, di Sar Londo, lapangan Desa Cadi Rejo, Kabupaten Magetan, Jawa Timur.

Aroma khas kopi robusta olahan petani lokal lereng Gunung Lawu disajikan murni tanpa tambahan gula pasir.

Bagi yang tidak suka dengan rasa pahit kopi, turut disajikan gula tebu batu untuk menangkal rasa pahit kopi.

"Menikmatinya dengan cara dicokot (digigit) gula tebunya, sebelum atau sesudah menyeruput kopi,” ujar Hariyanto, pemilik kedai kopi cokot, di Sar Londo, Minggu (10/2/2019).

Selain menyajikan kopi cokot, Hariyanto juga menyajikan penganan ketan oran, ketan yang disajikan dengan parutan kepala dan bubuk kedelai, yang menimbulkan rasa gurih saat dinikmati.

Baca juga: Libur ke Magetan, Ketua KPK Berburu Pecel dan Jenang Grendul

 

Di Sar Londo, pengunjung juga bisa menikmati jajan tempo dulu dari serabi, cenil, getuk, rangin, serta sejumlah jajanan yang bagi sebagian generasi muda cukup asing karena sudah jarang disajikan.

"Saya suka dengan jenang grendul atau rangin. Saya baru pertama merasakan," ujar Rendra, warga Madiun.

Selain jajan tempo dulu, Sar Londo juga menyajikan makanan berat seperti nasi bakar, nasi menok, nasi jagung (nasi ampok), nasi bancaan, nasi soto tradisional, hingga lontong pecel.

Nasi menok merupakan salah satu menu yang menjadi favori pengunjung. Ibu Puji, salah satu pengunjung Sar Londo mengaku, jika nasi menok merupakan makanan kesukaannya sejak masih muda.

"Menok itu nasi yang sudah dimasak pakai santan. Dibungkus pakai daun pisang dan dikukus lagi. Disajikannya dengan bothok atau pake lento. Sekarang susah nyarinya, di sini saja yang ada,” kata dia.

Konsep pasar lama dengan jajanan jadul 

Penggagas Sar Londo yang juga Kepala Desa Candi Rejo, Moh Soleman mengatakan, dahulu di tahun 1970-an, Sar Londo di desanya ramai dikunjungi warga.

Pasar tersebut menyajikan makanan dan jajan khas tradisional seperti yang disajikan saat ini. Namun, dengan berjalannya waktu, pasar tradisional tersebut tidak lagi beroperasi.

“Dulu Sar Londo ini memang ada, lokasinya di sebelah balai desa. Sekarang kami mencoba menggali lagi kuliner zaman dahulu dengan adanya Sar Londo ini,” ujar dia.

Untuk mendukung suasana pasar tempo dulu, Sar Londo dibangun dengan menggunakan bambu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com