Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Siswa Merokok di Kelas Tantang Guru | Akhir Kasus Menantu Tuntut Mertua

Kompas.com - 11/02/2019, 06:49 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Akhir pekan lalu, para pembaca di Kompas.com dihebohkan dengan berita
seorang guru dan murid, Nur Khalim dan AA, di SMP PGRI Wringinanom, Gresik, Jawa Timur.

Dalam rekaman video, AA merokok di kelas lalu menantang sang gurunya. Kasus ini berujung damai setelah adanya mediasi dari sejumlah pihak.

Lalu, berita tentang seorang ibu rumah tangga di Papua, yang menjadi korban pemerkosaan oleh seorang buronan narapidana kasus perkosaan, juga mendapat perhatian. 

Pelaku berinisial KW, terpaksa ditembak kakinya karena berusaha melarikan diri saat ditangkap. Inilah berita populer nusantara secara lengkap:

1. Viral murid merokok di kelas tantang gurunya di Gresik

Mediasi yang dilakukan untuk mendamaikan Nur Khalim dan AA di Mapolsek Wringinanom, Minggu (10/2/2019).KOMPAS.com/HAMZAH ARFAH Mediasi yang dilakukan untuk mendamaikan Nur Khalim dan AA di Mapolsek Wringinanom, Minggu (10/2/2019).

AA dan Nur Khalim, sepakat berdamai setelah dipertemukan oleh jajaran Kepolisian Sektor (Polsek) Wringinanom.

"Terkait mediasi, mereka (pihak sekolah) meminta kepada kami untuk dilakukan mediasi," ujar Kapolsek Wringinanom AKP Supiyan, Minggu (10/2/2019).

Mediasi, lanjut dia, disaksikan pihak sekolah, Dinas Pendidikan Gresik, Yayasan PGRI Gresik, perwakilan dari Kementerian Sosial, dan perwakilan dari Unit Pelaksana Terpadu Daerah (UPTD) Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Jawa Timur.

"Alhamdulillah, permasalahan akhirnya selesai, dengan sudah saling memaafkan dan kedua belah pihak sudah membuat surat pernyataan," ungkap dia.

Baca berita selengkapnya: Viral Video Siswa Merokok di Kelas dan Menantang Guru, Keduanya Sepakat Berdamai

2. Diduga mabuk, buronan kasus perkosa ibu rumah tangga di hutan

Ilustrasi.Shutterstock Ilustrasi.

Kejadian terjadi pada Rabu (6/2/2019), saat korban berjalan kaki menuju ke rumahnya seorang diri.

Dua kilo berjalan, pelaku berinisial KW (30) dengan menggunakan sepeda motor menghampiri korban, dan menawarkan jasa tumpangan ke pertigaan Kampung Bengguin Progo.

Awalnya, korban menolak. Namun, pelaku meyakinkan korban dengan mengatakan bahwa dia masih memiliki hubungan keluarga dengan suami korban.

"Akhirnya, korban menerima tumpangan tersebut," kata Kapolres Jayapura AKBP Victor Dean Mackbon, didampingi Kasat Reskrim Iptu Oscar F Rahadian, saat menggelar jumpa pers di Mapolres Jayapura, Sabtu (9/2/2019).

Korban sempat meminta turun karena laju sepeda motor tidak stabil. Pelaku ternyata sedang dipengaruhi alkohol.

Setelah itu, korban disekap dan diperkosa oleh pelaku di sebuah hutan.

Baca berita selengkapnya: Seorang Perempuan Diperkosa Buronan Kasus Pemerkosaan di Papua

3. Nasrul batal tuntut mertuanya karena alasan ini...

Ilustrasi PolisiThinkstock/Antoni Halim Ilustrasi Polisi

Kasus mertua yang dilaporkan oleh menantunya karena mencuri uang Rp 7 juta di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, akhirnya ditutup.

Sang menantu dan anak angkatnya, memilih mencabut laporan mereka ke polisi. Kapolsek Maron AKP Sugeng Supriyantoro menuturkan, polisi melakukan mediasi setelah diketahui bahwa pelaku pencurian tersebut adalah sepasang mertuanya, AA dan ST.

"Upaya mediasi akhirnya membuahkan hasil. Menantu dan anaknya mencabut laporan itu," kata Sugeng, via ponsel, Minggu (10/2/2019).

Sugeng menceritakan, Nasrul Anas dan Khotimah, menantu dan anak angkat AA dan ST, datang ke kantor Polsek Maron naik sepeda motor pada Jumat (8/2/2019) lalu.

Baca berita selengkapnya: Menantu Akhirnya Cabut Laporan Kasus Mertua Curi Rp 7 Juta, Alasannya...

4. Nasib bunga bangkai di halaman rumah warga di Maluku Utara

Bunga Bangkai (Amorphophallus) yang tumbuh di RT 08 RW 04 Lingkungan Takoa, Kelurahan Toloa, Kecamatan Tidore Selatan, Kota Tidore, Provinsi Maluku Utara, Minggu (10/02/2019)KOMPAS.com/YAMIN ABD HASAN Bunga Bangkai (Amorphophallus) yang tumbuh di RT 08 RW 04 Lingkungan Takoa, Kelurahan Toloa, Kecamatan Tidore Selatan, Kota Tidore, Provinsi Maluku Utara, Minggu (10/02/2019)

Selasa (5/02/2019) malam, keluarga Umar di RT 08 RW 04 Lingkungan Takoa, Kelurahan Toloa, Kecamatan Tidore Selatan, Kota Tidore, Provinsi Maluku Utara, sempat dibuat bingung dengan bau menyengat layaknya bangkai.

“Malam Rabu itu, orang rumah dan tetangga tiba-tiba (mencium) bau seperti binatang mati, terus dicari sampai ke jalan tidak mendapatkan asal bau itu,” kata Umar, saat ditemui Kompas.com, di kediamannya, Minggu (10/2/2019).

“Dari jalan, kembali lagi ke halaman rumah dan bau itu terasa sekali di samping rumah. Setelah disenter ternyata datangnya dari bunga,” kata Umar lagi.

Sayangnya, bunga itu saat ini layu karena salah satu warga diduga ingin mencoba mencabutnya.

Baca berita selengkapnya: Kisah Bunga Bangkai yang Tumbuh di Pekarangan Rumah hingga Mati karena Manusia...

5. Merugi, petani cabai hancurkan lahannya dengan racun gulma

Seorang petani di Desa Bugel, Kulon Progo, Sukarman menunjukkan ladang cabai keriting seluas 1,5 hektar yang sudah menjadi coklat akibat disemprot penghancur gulma. Sukarman beralasan, petani rugi karena harga cabai jeblok. Mereka mempertimbangkan untuk mengganti dengan tanaman lain.KOMPAS.com/ DANI J Seorang petani di Desa Bugel, Kulon Progo, Sukarman menunjukkan ladang cabai keriting seluas 1,5 hektar yang sudah menjadi coklat akibat disemprot penghancur gulma. Sukarman beralasan, petani rugi karena harga cabai jeblok. Mereka mempertimbangkan untuk mengganti dengan tanaman lain.

Petani cabai di Desa Bugel, Kecamatan Panjatan, Kulon Progo, Sukarman (60), memutuskan untuk tidak melakukan panen.

Alasannya, saat ini harga cabai keriting terjun bebas dari normalnya Rp 15.000 perkilogram menjadi Rp 3.000-4.000 per kg di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Sukarman, salah satu petani, memutuskan untuk tidak memanen cabai karena ongkos petik lebih mahal ketimbang harga jual.

Bahkan, dia menghancurkan ladang miliknya seluas 1,5 hektar yang cabainya sudah merah dengan gramason, racun pembunuh rumput dan gulma.

"Saya baru 5 kali petik dari biasanya bisa sampai 15-20 kali petik. Tapi, sekarang rugi karena harga Rp 3.000-4.000 per kg," kata Sukarman, ketika ditemui di Bugel 2, Sabtu (9/2/2019).

Baca berita selengkapnya: Harga Jeblok, Petani Ini Matikan 1,5 Hektar Pohon Cabainya dengan Racun Gulma 

Sumber: KOMPAS.com (Dani Julius Zebua, Fatimah Yamin, Ahmad Faisol, Irsul Panca Aditra, Hamzah Arfah)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com