Setelah itu, korban disekap dan diperkosa oleh pelaku di sebuah hutan.
Baca berita selengkapnya: Seorang Perempuan Diperkosa Buronan Kasus Pemerkosaan di Papua
Kasus mertua yang dilaporkan oleh menantunya karena mencuri uang Rp 7 juta di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, akhirnya ditutup.
Sang menantu dan anak angkatnya, memilih mencabut laporan mereka ke polisi. Kapolsek Maron AKP Sugeng Supriyantoro menuturkan, polisi melakukan mediasi setelah diketahui bahwa pelaku pencurian tersebut adalah sepasang mertuanya, AA dan ST.
"Upaya mediasi akhirnya membuahkan hasil. Menantu dan anaknya mencabut laporan itu," kata Sugeng, via ponsel, Minggu (10/2/2019).
Sugeng menceritakan, Nasrul Anas dan Khotimah, menantu dan anak angkat AA dan ST, datang ke kantor Polsek Maron naik sepeda motor pada Jumat (8/2/2019) lalu.
Baca berita selengkapnya: Menantu Akhirnya Cabut Laporan Kasus Mertua Curi Rp 7 Juta, Alasannya...
Selasa (5/02/2019) malam, keluarga Umar di RT 08 RW 04 Lingkungan Takoa, Kelurahan Toloa, Kecamatan Tidore Selatan, Kota Tidore, Provinsi Maluku Utara, sempat dibuat bingung dengan bau menyengat layaknya bangkai.
“Malam Rabu itu, orang rumah dan tetangga tiba-tiba (mencium) bau seperti binatang mati, terus dicari sampai ke jalan tidak mendapatkan asal bau itu,” kata Umar, saat ditemui Kompas.com, di kediamannya, Minggu (10/2/2019).
“Dari jalan, kembali lagi ke halaman rumah dan bau itu terasa sekali di samping rumah. Setelah disenter ternyata datangnya dari bunga,” kata Umar lagi.
Sayangnya, bunga itu saat ini layu karena salah satu warga diduga ingin mencoba mencabutnya.
Baca berita selengkapnya: Kisah Bunga Bangkai yang Tumbuh di Pekarangan Rumah hingga Mati karena Manusia...
Petani cabai di Desa Bugel, Kecamatan Panjatan, Kulon Progo, Sukarman (60), memutuskan untuk tidak melakukan panen.
Alasannya, saat ini harga cabai keriting terjun bebas dari normalnya Rp 15.000 perkilogram menjadi Rp 3.000-4.000 per kg di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sukarman, salah satu petani, memutuskan untuk tidak memanen cabai karena ongkos petik lebih mahal ketimbang harga jual.
Bahkan, dia menghancurkan ladang miliknya seluas 1,5 hektar yang cabainya sudah merah dengan gramason, racun pembunuh rumput dan gulma.
"Saya baru 5 kali petik dari biasanya bisa sampai 15-20 kali petik. Tapi, sekarang rugi karena harga Rp 3.000-4.000 per kg," kata Sukarman, ketika ditemui di Bugel 2, Sabtu (9/2/2019).
Baca berita selengkapnya: Harga Jeblok, Petani Ini Matikan 1,5 Hektar Pohon Cabainya dengan Racun Gulma
Sumber: KOMPAS.com (Dani Julius Zebua, Fatimah Yamin, Ahmad Faisol, Irsul Panca Aditra, Hamzah Arfah)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.