Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meihendra, "Nyamuk" Pembawa Pesan Penangkal DBD untuk Warga Jombang

Kompas.com - 10/02/2019, 22:17 WIB
Moh. SyafiĆ­,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JOMBANG, KOMPAS.com - Mengenakan helm menyerupai kepala nyamuk, Meihendra berkeliling dari gang ke gang di sejumlah perkampungan penduduk di Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

Pegawai Dinas Kesehatan yang bertugas di Puskesmas Jelakombo, Kabupaten Jombang itu berkeliling menaiki sepeda motor yang dibekali beberapa peralatan pendukung.

Di atas motor yang dikendarainya, Meihendra memasang sebuah pengeras suara. Dengan peralatan itu, pria berkacamata ini berkeliling sembari menyampaikan pesan kepada masyarakat agar waspada terhadap nyamuk pembawa virus demam berdarah dengue (DBD) dan chikungnya.

"Bapak ibu, jangan lupa menutup lubang yang bisa menampung air, jangan lupa menguras bak mandi, dan jangan lupa mengubur kaleng-kaleng bekas," demikian salah satu pesan Meihendra, saat berkeliling di perkampungan penduduk.

Baca juga: Nyamuk-nyamuk Ini Suarakan Pencegahan DBD ke Sekolah-sekolah

Kepada Kompas.com, Jum'at (8/2/2019), Meihendra menuturkan apa yang dia serukan merupakan bagian dari gerakan 3M. Gerakan itu dikenal dengan gerakan menutup, menguras dan mengubur objek-objek yang mendukung siklus hidup nyamuk.

Gerakan 3M, jelasnya, merupakan salah satu solusi pencegahan demam berdarah. Gerakan tersebut penting dilakukan terutama saat memasuki musim hujan untuk mengendalikan perkembangbiakan nyamuk pembawa virus demam berdarah dengue (DBD).

"Kami selalu menyampaikan, mencegah adalah langkah terbaik. Caranya ya dengan memberantas sarang nyamuk," beber Meihendra.

Selain mengampanyekan gerakan 3M, Meihendra juga menyampaikan pesan agar masyarakat cepat dan tanggap jika ada salah satu anggota keluarganya yang mengalami gejala terserang DBD atau Chikungnya.

"Beberapa kejadian fatal terkait DBD, salah satunya karena masyarakat tidak peka terhadap gejalanya. Karena itu kami selalu menghimbau masyarakat agar tanggap saat ada yang mengalami gejala DBD," tutur Meihendra.

Baca juga: Pakai Kostum Unik, Kader Jumantik hingga Satpol PP Keliling Kampung Kampanyekan PSN 3M

Pemegang gelar Magister Kesehatan ini mengatakan, selama 3 hari dalam seminggu dia berkeliling ke perkampungan penduduk, memasuki gang serta pusat kerumunan orang.

Tanpa canggung dan malu, Meihendra juga masuk ke sekolah-sekolah di kawasan Kota Jombang. Berbekal Helm kepala nyamuk, aksinya selalu mencuri perhatian.

"Sasaran tempatnya banyak, macam-macam. Masuk ke sekolah-sekolah juga untuk memberikan edukasi kepada anak-anak," ujar Meihendra.

Meihendra, Nyamuk pembawa pesan penangkal Demam Berdarah Dengue (DBD), saat melintas di depan RSUD Jombang Jawa Timur, Jumat (8/2/2019).KOMPAS.com/MOH. SYAFII Meihendra, Nyamuk pembawa pesan penangkal Demam Berdarah Dengue (DBD), saat melintas di depan RSUD Jombang Jawa Timur, Jumat (8/2/2019).
Dia menjelaskan, saat memasuki musim hujan, dirinya memang mendapatkan tugas khusus untuk mengkampanyekan pentingnya masyarakat melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), guna mengantisipasi berkembang biaknya nyamuk aedes aegypti sebagai pembawa virus demam berdarah.

Selain itu, dirinya menyampaikan pentingnya masyarakat berperilaku hidup sehat, menjaga kebersihan lingkungan dan peka dengan berbagai gejala penyakit yang diderita anggota keluarganya.

Baca juga: Cegah DBD, Murid SD Diberi PR Laksanakan 3M

"Bapak ibu, mari berantas sarang nyamuk penyebab demam berdarah dan Chikungnya," seru Meihendra, saat melintasi kerumunan orang di depan RSUD Jombang, setelah mengakhiri perbincangan dengan Kompas.com.

Sebagaimana diberitakan, catatan Dinas Kesehatan terkait kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Jombang sepanjang Januari 2019, sebanyak 95 kasus. Dua di antaranya meninggal dunia.

Pada pekan pertama Februari, jumlah warga Jombang yang terjangkit virus demam berdarah dengue bertambah 20 orang. Jumlah kasus DBD di Jombang sejak 1 Januari hingga 4 Februari 2019, sebanyak 115 kasus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com