Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gelombang Tinggi, BPBD Sitaro Gagal Merapat ke Desa Batubulan

Kompas.com - 09/02/2019, 22:17 WIB
Skivo Marcelino Mandey,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

MANADO, KOMPAS.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara, gagal memantau kondisi warga yang terisolir di Desa Batubulan, Kecamatan Siau Barat Utara, lantaran gelombang tinggi, Sabtu (9/2/2019).

Seperti diketahui, warga di sana terisolir akibat letusan Gunung Karangetang. BPBD Sitaro menggunakan kapal KN SAR Bima Sena milik Badan SAR Nasional (Basarnas) Manado.

"Tadi kita coba akses ke sana (Desa Batubulan). Namun ombak masih besar, jadi kapal Basarnas gagal merapat," kata Kepala BPBD Sitaro Bob Wuaten saat dihubungi Kompas.com via telepon, Sabtu.

Lanjut dia, terpaksa kapal harus memutar kembali ke pelabuhan.

"Selain memantau, kita juga membawa logistik. Jadi, logistik ini dibawa perahu masyarakat Desa Batubulan," ujar Bob.

"Minggu (10/2/2019) kita akan tindak lanjut ulang. Rencana Bupati Sitaro Evangelian Sasingen, juga mau meninjau warga di lokasi," tambah Bob.

Sementara itu, Pos Pengamatan Gunung api Karangetang mencatat, secara visual pada pukul 06.00-12.00 WITA, gunung jelas hingga kabut 0-II. Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas tebal dan tinggi 100 meter di atas puncak kawah.

"Dari kawah dua mengeluarkan asap putih tebal lebih kurang 50 meter. Hembusan asap kawah dua putih kelabu lebih kurang 300 meter. Asap putih kebiruan menyebar ketubuh gunung bagian selatan. Suara gemuruh lemah sesekali terdengar sampai ke pos," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung api Karangetang Aditya Gurasali, seperti dikutip dari rilis tertulis.

"Tingkat aktivitas Gunung Karangetang masih tetap level III atau siaga," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com