Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mencari Nilai Tambah Bunga Mawar Lereng Gunung Lawu

Kompas.com - 09/02/2019, 07:47 WIB
Sukoco,
Farid Assifa

Tim Redaksi

Subarno menambahkan, saat ini mahasiswa Universitas 11 Maret Surakarta yang melakukan kuliah kerja nyata (KKN) di desanya sedang mengupayakan adanya produk turunan dari bunga mawar agar warga desanya bisa mendapat nilai lebih dari melimpahnya tanaman tersebut.

Dicky Apriawang, ketua kelompok KKN Mahasiswa Universitas 11 Maret Surakarta melihat potensi melimpahnya bunga mawar belum dimanfaatkan oleh warga. Warga sendiri selama ini belum pernah menerima pelatihan keterampilan mengolah bunga mawar menjadi produk lain.

“Kita sudah beberapa kali melakukan percobaan untuk membuat air mawar yang merupakan bahan dasar kosmetik, untuk pembersih wajah dan masih banyak kegunan lain,” ujarnya.

Penyulingan bunga mawar menjadi air mawar menurut Dicky cukup mudah dilakukan oleh warga, mengingat peralatan yang dibutuhkan hanyalah alat dapur yang sedikir dimodifikasi. Misalnya, panci dibuat lubang pada tutup atasanya untuk dipasang selang, dan ember yang difungsikan sebagai pendingin untu menghasilkan sulingan air mawar. Dari beberapa kali percobaan hasilnya cukup memuaskan.

“Kita masih melakukan penelitain, tapi dari hasil uji coba satu kilo mawar degan 2 liter air bisa menghasilkan sekitar 1 liter air mawar,” imbuhnya.

Baca juga: Keluarga Sudah Ikhlas, Pencarian Alvi di Gunung Lawu Dihentikan

Dengan pengolahan air mawar, menurut Dicky, warga bisa diuntungkan saat harga bunga mawar sangat rendah. Dia mengatakan, untuk kemasan 200 mililiter air mawar, warga bisa menjual Rp 10.000 hingga Rp 15.000.

“Dengan masyarakat mengolah mawar menjadi air mawar, nilai ekonomisnya cukup tinggi, permasalahannya masih pada kemasan sampai ke pemasaran,” ucap Dicky.

Dicky mengaku akan membantu warga semaksimal mungkin untuk mendapatkan nilai tambah dari bunga mawar lereng Gunung Lawu yang cukup melimpah di Desa Bedagung hingga pelaksanaan KKN berakhir sampai akhir Februari ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com