Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemilu, Penyandang Tunanetra Bingung Mau Memilih Siapa

Kompas.com - 08/02/2019, 08:35 WIB
Markus Yuwono,
Khairina

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com — Dua bulan menjelang Pemilu 2019 mendatang, penyandang disabilitas tunanetra di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, tidak mengenal calon anggota legislatif.

Sebab, hingga saat ini belum ada sosialisasi calon-calon tersebut.

"Calon yang lain belum ada yang masuk ke kami, ke organisasi-organisasi disabilitas juga belum ada yang masuk. Jadi teman-teman dipastikan bingung, besok saat di Tempat Pemungutan Suara (TPS) akan memilih siapa," kata Ketua Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Kabupaten Gunungkidul, Untung Subagyo, dalam sosialisasi pemilu kepada penyandang disabilitas di Bangsal Sewokoprojo, Wonosari, Kamis (7/2/2019).

Menurut dia, dalam surat suara kemungkinan tidak memiliki huruf braille sehingga akan menyulitkan tunanetra. Meski nantinya ada petugas yang membantu, tetapi jika tidak mengenal, para calon akan mengalami kebingunan saat memilih.

"Yang jadi kuncinya kami tidak tahu calon legislatifnya siapa," ucapnya.

Baca juga: KPU Pangandaran: Banyak Pemilih Difabel yang Malu Datang ke TPS

Kendala lainnya, lanjut Untung, untuk penyandang tuna grahita akan sulit untuk datang ke TPS tapi dari KPU biasanya akan jemput bola.

"Selama ini yang dibahas hanya cara mencoblos, tetapi lupa siapa calon anggota legislatifnya yang akan dipilih,"ujarnya.

Dia berharap ada sosialisasi mengenai calon anggota legislatif dan apa saja program yang akan dijalankan. Sehingga, tidak ada keraguan untuk memilih.

Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Gunungkidul Supami menjelaskan, dalam Daftar Pemilih Tetap Hasil Perubahan (DPTHP) tahap 2, terdapat 2493 orang penyandang disabilitas yang terdaftar.

Dari jumlah tersebut, sebagian besar penyandang tuna daksa dengan 579 orang, tuna grahita sebanyak 524 orang, tuna rungu sebanyak 496 orang, disabilitas lainnya sebanyak 475 orang, dan tunanetra sebanyak 419 orang.

Pihaknya melakukan sosialisasi kepada penyandang disabilitas untuk meningkatkan partisipasi pemilih. Saat ini yang menjadi kendala adalah, para penyandang tunanetra kesulitan untuk memilih karena saat ini calon legislatif baru berupa foto atau gambar.

"Selain itu banyak caleg-caleg yang tidak masuk ke masyarakat disabilitas,"ucapnya.

"Kami bekerja sama dengan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol), bertujuan untuk sosialisasi pemilu serta pendidikan politik kepada disabilitas di Gunungkidul," katanya.

Kepala Kesbangpol Gunungkidul, Wahyu Nugraha mengatakan, selain sosialisasi dengan penyandang disabilitas, pihaknya juga melakukan sosialisasi kepada tokoh masyarakat, agama, dan tokoh perempuan.

"Kami juga berharap dapat melebihi target tingkat partisipasi yang sudah ditetapkan KPU, kami menargetkan 80-an persen," katanya. 

Kompas TV Upaya untuk menarik suara pemilih di Solo, Jawa Tengah, terus dilakukan tim Prabowo-Sandiaga. Hari Minggu(3/2) Prabowo-Sandi kembali meresmikan posko pemenangan di Kompleks Keraton Kasunanan Surakarta.<br /> Menanggapi hal tersebut, pihak kubu paslon nomor urut 01, PDI Perjuangan tak mempermasalahkan pendirian posko tersebut karena tidak mudah mengambil suara warga Solo.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com