YOGYAKARTA,KOMPAS.com — Dua bulan menjelang Pemilu 2019 mendatang, penyandang disabilitas tunanetra di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, tidak mengenal calon anggota legislatif.
Sebab, hingga saat ini belum ada sosialisasi calon-calon tersebut.
"Calon yang lain belum ada yang masuk ke kami, ke organisasi-organisasi disabilitas juga belum ada yang masuk. Jadi teman-teman dipastikan bingung, besok saat di Tempat Pemungutan Suara (TPS) akan memilih siapa," kata Ketua Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Kabupaten Gunungkidul, Untung Subagyo, dalam sosialisasi pemilu kepada penyandang disabilitas di Bangsal Sewokoprojo, Wonosari, Kamis (7/2/2019).
Menurut dia, dalam surat suara kemungkinan tidak memiliki huruf braille sehingga akan menyulitkan tunanetra. Meski nantinya ada petugas yang membantu, tetapi jika tidak mengenal, para calon akan mengalami kebingunan saat memilih.
"Yang jadi kuncinya kami tidak tahu calon legislatifnya siapa," ucapnya.
Baca juga: KPU Pangandaran: Banyak Pemilih Difabel yang Malu Datang ke TPS
Kendala lainnya, lanjut Untung, untuk penyandang tuna grahita akan sulit untuk datang ke TPS tapi dari KPU biasanya akan jemput bola.
"Selama ini yang dibahas hanya cara mencoblos, tetapi lupa siapa calon anggota legislatifnya yang akan dipilih,"ujarnya.
Dia berharap ada sosialisasi mengenai calon anggota legislatif dan apa saja program yang akan dijalankan. Sehingga, tidak ada keraguan untuk memilih.
Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Gunungkidul Supami menjelaskan, dalam Daftar Pemilih Tetap Hasil Perubahan (DPTHP) tahap 2, terdapat 2493 orang penyandang disabilitas yang terdaftar.
Dari jumlah tersebut, sebagian besar penyandang tuna daksa dengan 579 orang, tuna grahita sebanyak 524 orang, tuna rungu sebanyak 496 orang, disabilitas lainnya sebanyak 475 orang, dan tunanetra sebanyak 419 orang.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.