Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Anggiasari, Caleg Penyandang Disabilitas yang Berjuang Lewat Politik

Kompas.com - 07/02/2019, 08:20 WIB
Wijaya Kusuma,
Khairina

Tim Redaksi

Anak kedua dari dua bersaudara ini pun berhasil lulus dari Sastra Inggris di Lembaga Studi Bahasa Asing LIA di Yogyakarta. Anggiasari juga telah merengkuh gelar S2 di Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta.

Anggiasari terlibat aktif di berbagai kegiatan disabilitas. Hingga membawa Anggiasari bekerja di beberapa LSM yang fokus pada kelompok marginal dan penyandang disabilitas.

"Saya aktivis difabel, pertama jadi volunteer di Internasional Day of People with Disability, lalu kerja di Yakkum Bethesda, terus diminta jadi koordinator komunikasi di LSM Jerman, setelah itu di Handicap Internasional," tuturnya.

Terjun ke dunia politik

Anggiasari menceritakan, awalnya tidak mempunyai cita-cita untuk terjun di dunia politik. Bahkan, tidak pernah tebersit dalam pikiranya untuk maju menjadi calon legislatif.

"Saya enggak daftar. Saya diminta oleh DPW Partai Nasdem, mereka mencari calon legislatif perempuan berkualitas dan dipastikan tanpa mahar," ungkapnya.

Anggiasari pun tak lantas menerima tawaran tersebut. Anggiasari mencoba mencari tahu tentang konsep Partai Nasdem terhadap perempuan dan disabilitas.

"Saya tertariknya anti mahar, dan saat mau tutup pendaftaran itu saya baru bilang iya. Saya sebelumnya diskusi dengan beberapa teman, dan jika dipikir, politik itu kalau orangnya baik ya baik, kalau politik memang untuk tujuannya membawa kebaikan ya bisa baik," tegasnya.

Baca juga: Bawaslu Temukan Caleg Gerindra Bagi-bagi Kalender Saat Penerimaan Rapor Sekolah

Sebelum resmi menerima tawaran tersebut, Anggiasari juga bercerita kepada orang tuanya. Anggiasari meminta persetujuan dan restu kepada orang tuanya.

"Ngomong ke Ibu, terus Ibu bilang jangan aneh-aneh lho. Kata-kata itu sama seperti saat saya pamit mau tugas ke Eropa tahun 2013, tetapi ya diizinkan dan direstui," kata Anggiasari sambil tertawa.

Keputusannya untuk terjun ke politik dan maju menjadi calon anggota legislatif DPR RI, lanjutnya, tidak lain adalah untuk melanjutkan perjuangan yang telah dilakoninya cukup lama bersama teman-teman penyandang disabilitas lainnya.

"Selama ini kan saya dan teman-teman disabilitas berteriak dari luar, pesta demokrasi ini kesempatan teman - teman disabilitas dan saya untuk mengangkat isu ini. Ini kelanjutan dari perjuangan," urainya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com